GARUT – Siap-siap bagi warga Kabupaten Garut yang biasa menggunakan angkot. Karena pada 7 Oktober nanti, rencananya akan ada aksi mogok massal dari angkot di Kabupaten Garut.
Kabar tersebut disampaikan oleh Ketua Organda DPC Kabupaten Garut, Yudi Nurcahyadi.
“Ya, memang betul saya menerima pertanyaan dari masyarakat dan muspida apakah betul Organda akan melakukan aksi pada tanggal 7 Oktober nanti, saya sebagai ketua DPC Organda akan melakukan aksi serentak se-Kabupaten Garut untuk stop operasi melayani masyarakat,” Ujar Yudi.
Baca Juga:Hari Ini Digelar Debat Cagub Jakarta, Link Live Steamingnya di SiniWasiat Sunan Gunung Jati Jadi Inspirasi Ahmad Syaikhu Membangun Jawa Barat
Bahkan menurut Yudi, aksi tersebut juga sudah diberitahukan kepada pihak terkait sebagai bentuk keseriusannya.
“surat itu sudah kita masukan kepada Polres Garut dan kepada instansi terkait,” ujarnya.
Yudi menerangkan, aksi mogok ini dilakukan dengan beberapa alasan. Antara lain alasannya karena menurutnya sektor transportasi di Kabupaten Garut sekarnag ini banyak sekali permasalahan yang harus diselesaikan.
“Terutama angkutan-angkutan ilegal, odong-odong, dan juga tidak adanya perhatian pemerintah terhadap sektor transportasi terutama perbankan,” katanya.
“Karena saya yakin pemerintah daerah sudah mengetahui bagaimana kondisi di lapangan angkutan di Garut yang sudah tidak layak,” sambungnya.
Yudi menyebut, dengan sistem leasing sekarang ini, pengusaha angkutan umum merasa sangat berat.
“Karena seperti diketahui sektor persaingan transportasi ini sangat ketat. Jadi kalau dihitung dengan biaya leasing peremajaan itu sudah tidak mampu,”lanjutnya.
Baca Juga:Pasangan ASIH Komitmen Tingkatkan Infrastruktur Olahraga di JabarSo Sweet, dr. Hani Firdiani Selalu Dampingi Helmi Budiman Ketika Kampanye
“Kita punya mitra yang namanya dealer IB, yang biasanya setiap bulan setiap tahun itu banyak peremajaan, apalagi pada saat covid 19 ini turun drastis, bahkan mungkin bisa sangat rendah sekali untuk peremajaan angkot. Kan sekarang itu hampir dapat dikatakan tidak ada, karena memang tadi kemampuan masyarakat untuk pemajakan dengan biaya leasing itu sangat memberatkan,” jelas Yudi.
Dengan begitu Yudi, mengucapkam permohonan maaf yang sebesar-besarnya terutama kepada masyatakat Garut.
” Karena kami terpaksa harus stop operasi kami, sekali lagi mohon maaf kepada masyarakat yang terdampak oleh aksi kami,” ungkapnya.
Yudi sangat berharap pemerintah daerah bisa membantu masyarakat yang tentunya akan terdampak atas aksi tersebut.
” Dan saya ini ingin menyadarkan dengan operasi ini bahwa dengan aksi ini pemerintah harus menyadari bahwa angkutan transportasi darat yang di bawah naungan organda itu penggunanya adalah masyarakat kecil, masyarakat ekonomi ke bawah yang sangat terdampak tentu ini perlu perhatian khusus, bagaimana agar angkutan di Garut mampu bangkit lagi, mampu maju lagi,” ucapnya.