“Di priode satu saya bisa menyelesaikan masalah masyarakat, baik perdata, hukum pidana, masalah rumah sakit, semuanya masalah selesai. Priode kedua saya bisa menyelesaikan saya bisa membangun situ, yang sama 3 kepala desa tidak bisa dibangun, tapi saya bisa bangun sampai sekarang masih ada. Saya juga bisa membuka dan menghubungkan akses jalan yang dulunya di Sukajadi itu tidak ada, dan saya cukup bangga karena bisa menyalurkan 800 rumah oleh Pamdes, pengshasilan Pamdes itu pertahun 60 juta kotor. Saya bisa menggaji 4 orang 1 juta perbulan, ada yang di Pamdes bagian ngetik dan di lapangan ada 2 orang. Dan priode ketiga saya merintis Gor yang sekarang bisa dilanjutkan oleh kades selanjutnya, karena itu penting itu sangat perlu, Gor itu penting untuk masyarakat Sukajadi. Mungkin nanti dilanjutkan oleh pak Kades selanjutnya, karena sudah setengah jalan itu,” jelasnya.
“Dan setelah selesai menjadi Kades di bulan Juni, saya ikut kontestasi di Pileg,” ujarnya.
Setelah selesai menjabat menjadi kepala desa selama 3 priode, ia berkeinginan untuk tetap bisa membantu masyarakat, tetapi bukan hanya 1 desa saja. “saya ingin mengabdikan kepada masyarakat lebih luas lagi, kalau jadi Kades hanya 1 desa. Kebetulan saya berpikir dan didorong juga oleh masyarakat dan istri saya untuk maju mencalonkan di pileg, meskipun tidak jadi eksekutif tapi legislatif juga ada hak budgeting, ada hak bisa mengusulkan keperluan dan kebutuhan aspirasi dari masyarakat,” katanya.
Baca Juga:Bey Machmudin: Kerja Sama yang Solid Kunci Keberhasilan Pilkada Jabar 2024 Bos Jalan Tol Ikut Mundur Bersama Airlangga, Pilgub Jabar Semakin Terbuka untuk Balon Lain
Bahkan setelah selesai menjabat menjadi kepala desa, masih banyak sekali masyarakat yang meminta bantuan kepada dirinya. Oleh sebab itulah ia kembali berpikir untuk mencalonkan diri menjadi anggota DPRD Garut. “apa salahnya saya mengembangkan karier di politik, alhamdulillah dari 5 Kecamatan saya mendapatkan 15.544 suara, itu beda sedikit dengan saudara Fahad di dapil 1,” katanya.
Bahkan ia mengaku banyak sekali masyarakat yang menanyakan ketika dirinya akan mencalonkan menjadi anggota DPRD apakah akan seperti PIl KB atau tidak. “maksudnya kalau pil KB itu kalau lupa itu jadi, tapi kalau dewan kalau jadi suka lupa. Banyak masyarakat menanyakan itu, begini saja ketika saya banyak bohong tidak mungkin saya menjadi kades 3 priode berturut-turut,” ungkapnya.