GARUT – Anggota DPRD Garut Fraksi PDI Perjuangan, Yudha Puja Turnawan membangun “Angkringan Wakil Rakyat” di jalan Bank, di depan stasiun Kereta Api, Kecamatan Garut Kota. Angkringan Wakil Rakyat ini merupakan tempat usaha Kader PDI Perjuangan sekaligus menjadi tempat atau ruang interaksi antara masyarakat dengan Wakil Rakyat (Anggota DPRD Garut).
Yudha Puja Turnawan menjelaskan, ada dua maksud utama didirikannya angkringan wakil rakyat ini. Yang pertama adalah memberdayakan kader PDI Perjuangan supaya mereka mendapatkan penghasilan tambahan. Dan tujuan kedua adalah membangun ruang interaksi antara wakil rakyat dengan masyarakat yang ingin curhat tentang segala persoalan di Garut.
“Sama kader PDI Perjuangan ya, ada ranting dari Bayongbong dari Desa Mulyasari kemudian ada dari Baguna juga di sini menjaga angkringan lah untuk mereka sebagai upaya mengais rezeki menambah pnghasilan. Karena mereka juga ada yang Baguna menebar manfaat ke masyarakat ada penghasilan tambahan di angkringan ini,” ujar Yudha.
Baca Juga:Mengukur Peluang Nadiman Masuk di Poros Ketiga Pilkada Garut, Yudha Bertekat Bentuk Poros KetigaNadiman Kunjungi DPC PDIP Garut, Poros Ketiga Siap Dibentuk Agar Lebih Banyak Pilihan
“Kenapa angkringan di tengah-tengah (kota) seperti ini, di pinggir jalan, agar memperluas interaksi saya sebagai angggota DPRD dan wakil rakyat lainnya seperti pak dewan Dadan atau pun juga tidak menutup kemungkinan fraksi lainnya juga ya untuk memperluas interaksi kita dengan masyarakat,” ujar Yudha.
Nantinya Yudha Puja Turnawan akan standby di angkringan setiap hari pada jam 7 sampai jam 8 malam, apabila tidak melakukan kunjungan kerja ke luar Garut. Ia bahkan akan ikut melayani pelanggan sekaligus menerima aspirasi atau curhatan masyarakat di sini.
“Dimana nanti setiap malam kalau tidak ada kunjungan kerja, kalau saya masih ada di Garut setiap malam di antara jam 7 sampai jam 8 saya akan standby ikut melayani dan menerima semua keluh kesah masyarakat tidak harus ke DPRD,” ujar Yudha.
Dengan Angkringan ini kata Yudha, Ia ingin menciptakan bahwa politik itu merupakan politik keseharian dan tidak mesti selalu berkutat di gedung DPRD atau di gedung parpol. Dengan begitu masyarakat bisa berinteraksi dengan elite politik tanpa adanya ruang pemisah atau sekat-sekat.