Problem Bersama Masalah Demografi
Oleh : Atak Tauhid, Pensiunan Pengajar Ilmu Tanah Faperta Uniga
Setiap kelahiran seorang bayi ke muka bumi adalah suatu anugerah, namun dalam waktu bersamaan juga bisa menjadi ujian dan tantangan bagi orang tuanya. Kenapa hal itu bisa terjadi?
Pada dasarnya setiap bayi yang terlahir ke dunia harus tumbuh kembang menjadi anak yang sehat lahir maupun batinnya.
Dalam kehidupannya manusia juga membutuhkan sebidang tanah ke depannya untuk keperluan makannya maupun rumahnya setelah dewasa dan berkeluarga.
Baca Juga:Polda Jabar Punya Bukti Peranan Perong dalam Kasus Vina CirebonPotensi Sumber Daya Alam Garut Selatan Ditinjau dari Genesa Tanah, Dosen Ini Yakini Ada Uranium
Seorang manusia juga membutuhkan makanan rohani berupa ilmu agama dan ilmu pengetahuan dan juga keterampilan.
Menurut Teori Malthus dikatakan bahwa pertumbuhan pendudukan bertambah menurut deret ukur, sedangkan produksi pangan bertambah berdasarkan deret tambah.
Hal ini jika tidak diatasi dengan teknologi budaya pertanian modern ke depannya akan terjadi krisis pangan bahkan kelaparan. Karena pertumbuhan penduduknya tidak dipenuhi oleh tersedianya kecukupan makanan.
Sekarang ini coba kita perhatikan faktor-faktor yang sekarang mempengaruhi kecukupan pangan penduduk di suatu daerah. Lahan tanahnya banyak yang beralih fungsi.
Misalnya sebidang tanah yang asalnya untuk pesawahan tanaman padi untuk beras sebagai manakanan pokok, beralih menjadi kompleks perumahan, kompleks perkantoran, kompleks perdagangan, pertokoan, jalan dan lain sebagainya.
Di sini kebijakan seorang pemimpin suatu daerah harus benar-benar cerdas dalam menentukan perizinan.
Dalam kasus pertanahan, mana skala prioritas yang bijak sehingga kebutuhan dasar penduduknya seperti pangan, sandang dan perumahan bisa terpenuhi.
Baca Juga:Sepertinya Ada yang Penting, MUI Garut Akan Undang Semua Calon BupatiKPU Garut Diserang dengan Tudingan Penjegalan Jalur Perseorangan, Dian: Itu Tidak Mendasar
Utamanya masalah kebutuhan pangannya jangan sampai terjadi krisis pangan di tempatnya.
Ciri krisis pangan suatu negara, bisa juga dilihat dari seberapa besar negara tersebut impor pangan dari negara lain.***