RADAR GARUT – Ketegangan antara Israel dengan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memuncak setelah momen mengheningkan cipta selama 1 menit diadakan untuk mengenang Presiden Iran, Ebrahim Raisi, yang meninggal dalam kecelakaan helikopter.
Duta Besar Israel buat PBB, Gilad Erdan, mengungkapkan kemarahannya, menyebut Raisi sebagai “pembunuh massal” serta mengecam DK PBB sebagai ancaman bagi perdamaian dunia.
Menurut laporan dari The Times of Israel serta kantor berita IRNA, momen mengheningkan cipta itu terjadi pada awal rapat Dewan Keamanan PBB di New York pada Hari Senin. Erdan menyampaikan kekecewaannya, menyebutnya “memalukan” bahwa DK PBB memberikan penghormatan ke sosok yang, menurutnya, bertanggung jawab atas ribuan kematian.
Baca Juga:Apa Itu Waisak Bagi Umat Budha? Jika Belu Tahu, Simak Penjelasanya DisiniSering Gagal Menjalani Bisnis, Begini Nih Tips Memulainya
Dalam pernyataannya tersebut, Erdan juga mengaitkan momen itu dengan Adolf Hitler, diktator Nazi. Ia juga bertanya retoris, “Apa selanjutnya? Mengheningkan cipta untuk peringatan kematian Hitler?” Erdan menuduh DK PBB sebagai ancaman buat perdamaian dunia, merujuk pada keputusan kontroversial mereka buat menghormati Raisi.
Pernyataan Erdan menuai kontroversi, tetapi belum ada tanggapan resmi dari pemerintah Iran. Namun, kantor berita IRNA juga melaporkan bahwa Erdan disebut menggunakan bahasa yang menghina tentang Raisi.
Kecelakaan helikopter yang menewaskan Raisi beserta rombongannya terjadi dalam kondisi cuaca buruk di pegunungan barat laut Iran. Usai operasi pencarian yang sulit sebab kabut tebal dan medan yang sulit dilalui, sembilan jenazah yang ditemukan di lokasi kecelakaan dengan kondisi yang mengenaskan.
Momen itu mengheningkan cipta DK PBB buat Raisi memperdalam kesenjangan antara Israel dan beberapa anggota DK PBB, menyoroti ketegangan yang sudah lama terjadi di kawasan itu. Meskipun momen tersebut dimaksudkan sebagai tanda penghormatan, reaksi keras dari Israel menunjukkan kompleksitas politik serta sejarah yang mendalam di Timur Tengah.