GARUT – Cuaca ekstrem di Desa Sukawargi, Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut, membuat petani kentang menghadapi berbagai tantangan.
Deni, salah seorang petani kentang di desa Sukawargi, mengungkapkan kondisi terkini yang dihadapi oleh para petani.
“Kualitas sekarang tuh ada sedikit masalah fisik pada kentang seperti panjang, lonjong, dan beranak yang diakibatkan karena cuaca ekstrem. Saat ini harga kentang sedang meningkat, dan itu tergantung kondisi kentangnya tergantung seperti mulus dan tidak beranak,” ungkap Deni pada Rabu (17/04/2024).
Baca Juga:Ketua Askab PSSI Garut: Jarang Sekali Usia 14 Tahun Ikut TurnamenPj Gubernur Jabar Sebut Bahan Pokok Mengalami Penurunan Harga di Jabar
Ia juga menjelaskan ukuran bukan menjadi patokan suatu kentang berkualitas bagus atau tidak.
“Kalau bagus yang bulat-bulat dan tidak beranak, kalau lonjong dan beranak itu kualitasnya kurang bagus. Walaupun ukuran kecil atau besar tapi bentuknya bulat tentu akan bagus juga dan pasaran tidak terhambat,” sebutnya.
Tantangan lainnya adalah hasil panen yang bervariasi tergantung dari kondisi lahan. “Sekali panen hasil yang didapatkan tergantung lahan, satu patok lahan biasanya panennya 1 ton, kadang bisa lebih kadang bisa kurang juga tergantung situasi kentangnya. Dalam 1 tahun lahan pertanian kentang disini bisa panen hingga 3 kali panen dalam satu tahun,” jelas Deni.
Cuaca ekstrem juga memberikan dampak yang signifikan pada pertumbuhan kentang.
“Saat ini ada cuaca ekstrem sangat berpengaruh. Kalau kentang itu jika cuaca terlalu ekstrem kebanyakan menyebabkan kentang lonjong dan beranak,” tambah Deni.
Deni juga mengatakan, kentang hasil panen dari Desa Sukawargi dikirimkan ke beberapa kota besar di Indonesia seperti pasar induk, Jakarta, Tangerang, dan beberapa kota lainnya. Hal ini menunjukkan kontribusi petani kentang di desa tersebut dalam memasok kebutuhan pasar nasional.
Dalam menghadapi tantangan tersebut, petani kentang di Desa Sukawargi tetap berupaya untuk memproduksi kentang berkualitas. Meskipun terkendala oleh cuaca ekstrem, mereka terus berusaha agar hasil panen tetap memenuhi standar pasar.
“Penting buat kami untuk menjaga kualitas kentang karena itu berdampak langsung pada harga dan daya jual. Meskipun cuaca ekstrem menjadi tantangan, kami terus berupaya untuk menghasilkan kentang berkualitas agar dapat memenuhi permintaan pasar,” tutup Deni.(taufik)