Beberapa politisi tidak jarang terpaksa atau memang sudah biasa sehingga menyertakan politik uang dalam aktivitas komunikasinya dengan khalayak dengan tujuan untuk memperoleh suara, baik itu secara langsung atau melalui tim suksesnya.
Mahasiswa ilmu komunikasi tentu sudah paham dengan konsep komunikasi, jika meminjam pengertian dari Everett M. Rodgers, “Komunikasi merupakan proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka atau penerima”.
Sementara jika berbicara Komunikasi Politik, tentu bisa saja kita bisa paham dalam memaknai arti yang sederhana bahwa hal tersebut merupakan aktivitas komunikasi dalam konteks politik, baik itu komunikatornya, pesannya, medianya, khalayaknya atau tujuan dan dampaknya. Pengertian lebih jauh lagi tentang komunikasi politik, tentu bisa kita pahami lebih luas lagi.
Baca Juga:5 Cara Menyehatkan Rambut Gratis, Efektif, Tanpa Ribet dan Manjur, Uban Menghilang di Usia MudaNonton Youtube Bisa Cuan Saldo DANA Rp30 Ribu dengan Aplikasi Penghasil Uang
Macam cara dilakukan dalam pengemasan Komunikasi Politik Uang ini, ada yang dikemas dalam format acara silaturahmi, acara reuni, kumpul-kumpul bareng komunitas, bahkan ada yang sampai dilakukan ketika acara keagamaan.
Dalam artian, jual beli suara terjadi antara politisi dengan sebagian pemilih pragmatis, pemilih dapat insentif uang dan sebagainya dari politisi, dan politisi mendapatkan insentif elektoral dari penerima uang yang mana itu dilakukan dalam beberapa situasi kondisi yang berbeda.
Kabupaten Garut menjadi daerah yang saat ini sedang hangat dengan adanya laporan dugaan money politic, tidak hanya ramai hari ini saja kalau Garut memang dikenal sebagai daerah yang memiliki tensi politik agak unik dan selalu panas, belum tentu orang yang hari ini duduk manis dengan jabatan politik bisa mudah kembali melenggang pada periode berikutnya. Hal tersebut dikonfirmasi juga fakta hari ini yang cukup banyak petahana di legislatif yang diprediksi tumbang alias tidak akan lagi menjabat di periode selanjutnya.
Tidak hanya Pemilihan Legislatif, Pilkada di Garut pun punya kultur dan tensi yang sama. Sejauh ini, hanya Rudy Gunawan dan Helmi Budiman yang berhasil menjadi politisi yang bisa menjabat dua periode penuh dari awal sampai selesai. sebelumnya, nyaris belum ada petahana yang kembali maju dan dipilih kembali di periode ke-dua.