GARUT – Kadisperindag dan ESDM Garut, Ridwan Effendi, menyampaikan bahwa beberapa pasar rakyat di Kabupaten Garut mengalami kenaikan harga beras dan bahan pokok dalam beberapa minggu terakhir.
Pada Senin 5 Februari 2024, Ridwan Effendi menjelaskan bahwa kenaikan tersebut masih dalam batas yang tidak terlalu signifikan, namun, perlu mendapatkan perhatian terutama terkait ketersediaan stok dan kebutuhan masyarakat.
“Ya, kami pantau di beberapa pasar rakyat di Kabupaten Garut ini memang beberapa minggu terakhir mengalami kenaikan. Adapun kenaikannya belum terlalu signifikan, masih dalam kisaran yang dapat diterima,” ujar Ridwan Effendi.
Baca Juga:Pj Bupati Garut: Peran Pers Sangat Krusial dalam Membangun KondusifitasEnjang Tedi: Fenomena Kekerasaan dan Eksploitasi Pada Anak di Garut Masih Sering Terjadi
Dalam rincian harga yang disampaikan oleh Effendi, harga beras premium mengalami kenaikan menjadi Rp 14.083, medium Rp 13.350, yang termahal Rp 14.833, dan yang termurah non-Bulog sebesar Rp 10.083.
Meskipun kenaikan tersebut masih dalam rentang yang dapat diterima, namun, Effendi memberikan penjelasan bahwa faktor-faktor musim tanam dan kondisi pasokan saat ini turut mempengaruhi dinamika harga di pasaran.
“Kenaikan ini dilatarbelakangi memang baru memulai mesin tanam. Beberapa area pertanian kita pantau memang dan kami koordinasikan dengan Dinas Pertanian. Ini baru memulai musim tanam di satu bulan terakhir ini setelah sebelumnya mengalami kekeringan yang cukup panjang,” jelasnya.
Effendi menjelaskan bahwa ketersediaan stok dan pasokan dari petani saat ini masih terganggu karena baru memulai musim tanam setelah periode kekeringan. Hal ini membuat pasokan beras belum sebanyak yang diharapkan di musim panen. Sementara permintaan masyarakat masih cukup tinggi.
“Tentu dari ketersediaan stok supply-nya memang agak sedikit terganggu, sementara permintaan masih sangat cukup tinggi dari masyarakat sekarang,” tambahnya.
Dalam pengamatan terhadap bahan pokok lainnya, Effendi menyatakan bahwa minyak goreng mengalami kenaikan, baik untuk minyak goreng curah maupun kemasan sederhana. Kisaran kenaikan untuk minyak goreng curah adalah sekitar Rp 900, sedangkan minyak goreng kemasan sederhana mengalami kenaikan sebesar seribu rupiah.
“Kami belum memantau adanya beras impor yang datang di Garut. Stok beras nasional masih tetap terpenuhi,” tutur Ridwan Effendi.
Baca Juga:Porkab Garut Akan Dilaksanakan Tanggal 21 Juli 2024, Soal Anggaran PJ Bupati Sebut Itu RelatifMemo Hermawan Turut Meriahkan Donor Darah dan Tebus Minyak Murah yang Digelar DPC PDI Perjuangan Garut
Di samping itu, Ridwan Effendi menekankan bahwa kenaikan harga juga terjadi pada komoditas lain, seperti cabai merah yang mengalami kenaikan sebesar Rp 500. Meskipun demikian, kondisi pasar masih dapat dikategorikan relatif terkendali, dengan sebagian besar komoditas lain, termasuk sayuran, yang masih tetap di harga sebelumnya.(Taufik)