RADAR GARUT- Progres Positif Pembangunan Tol Getaci di Wilayah Priangan Timur, simak informasinya disini.
Tahun ini, proyek pengadaan lahan untuk Tol Getaci telah memasuki wilayah Priangan Timur, memberikan kabar baik terkait kemajuan pembangunan tersebut.
Pemerintah Arab Saudi kini mengizinkan Masjid Nabawi dan Masjidil Haram menggelar acara pernikahan.
Baca Juga:Secara Resmi Mahfud MD Mengundurkan dirinya Dari Kabinet Indonesia MajuBerita Bahagia! Masjid Nabawi dan Masjidil Haram di Arab Saudi Kini Buka untuk Pernikahan
Direktur Utama Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) Basuki Purwadi menyatakan bahwa pembebasan lahan untuk Tol Getaci terus berlanjut, dengan dokumen pembayaran pembebasan lahan proyek tersebut baru-baru ini ditandatangani.
Rustanto, Direktur Pengadaan dan Pendanaan Lahan LMAN, menambahkan bahwa pembebasan lahan telah mencapai 30 persen di daerah Garut utara, dengan total pembayaran mencapai Rp 1 triliun berdasarkan data APBN tahun 2023.
Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR, Hedy Rahadian, menyatakan bahwa proyek Tol Getaci, yang merupakan bakal jalan tol terpanjang di Indonesia dengan panjang 206,65 kilometer, masih dalam tahap lelang pekerjaan konstruksi.
Ia menargetkan dimulainya pekerjaan fisik pada Semester II-2024, dengan harapan konstruksi selesai melewati tahun 2024.
Namun, perubahan jadwal prakualifikasi pelelangan oleh Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) memberikan dampak pada 37 Desa dan 7 Kecamatan di Kabupaten Garut.
Jadwal prakualifikasi yang berubah menyebabkan kekhawatiran dan ketidakpastian di kalangan masyarakat terkait dampak dari Tol Getaci pada wilayah tersebut.
Pemerintah terus memastikan bahwa proses pengadaan lahan tetap berjalan, meskipun jadwal pelaksanaan proyek tol mengalami penundaan.
Baca Juga:Poco X6 PRO 5G: Review Smartphone Berkualitas dengan Harga Terjangkau, Jangan Sampai Kehabisan Stok!Anggota KPPS Ricuh Saat Pengambilan Konsumsi dan Menuai Kecaman Warganet
Pembangunan Tol Getaci menjadi proyek infrastruktur penting yang diharapkan dapat meningkatkan konektivitas antarprovinsi di Pulau Jawa, namun perubahan jadwal dan ketidakpastian di kalangan masyarakat setempat menimbulkan perhatian terhadap dampak sosial dan lingkungan yang mungkin timbul.