RADAR GARUT- Heboh! Bocah SMP Terpaksa Buang Bayinya setelah Melahirkan di Toilet dan Menyisipkan Surat Wasiat, simak lebih lanjut informasinya dibawah artikel ini ya.
Sebuah insiden tragis terjadi di Desa Sumberberas, Kecamatan Muncar, Banyuwangi, Jawa Timur, pada Minggu (7/1/2024) sekitar pukul 17.35 WIB.
Seorang bayi laki-laki yang diperkirakan baru dilahirkan ditemukan dalam kondisi hidup di halaman sebuah toko. Bayi tersebut ditemukan dalam sebuah kardus dan tertutup selembar kain berwarna biru muda.
Baca Juga:Lebih Ngeri Nih! Honda Sonic 150 Racing Red 2024: Review dan Spesifikasi TerbaruKisah Pilu Wanita Pengemis Viral “Aa Kasihan Aa” di Gunung Salak, Ternyata Korban KDRT Oleh Suaminya
Dugaan kuat menyebutkan bahwa bayi tersebut hendak dibuang oleh sang ibu kandung, karena ditemukan sebuah secarik surat di sekitarnya.
Setelah 24 jam pasca penemuan bayi, polisi berhasil mengamankan seorang siswi SMP berinisial Z (14) yang merupakan ibu dari bayi tersebut.
Menurut Kepala Kepolisian Sektor Muncar, Kompol Akhmad Ali Masduki, Z mengakui bahwa ia melahirkan bayi tersebut sendiri di kamar mandi rumahnya, dibantu oleh seorang temannya.
Namun, merasa kebingungan dan takut karena masih berstatus pelajar, Z memutuskan untuk membuang bayinya dengan bantuan temannya yang juga membantu persalinannya.
Dalam secarik pesan yang ditinggalkan oleh Z, diketahui bahwa keputusan ini diambil karena faktor ekonomi dan kekhawatiran Z tidak mampu merawat bayinya.
Polisi telah menjerat Z dan temannya dengan Pasal 304 subsider Pasal 305 KUHP atas dugaan tindak pidana kejahatan terhadap anak.
Sementara itu, penemu bayi tersebut, Ahmad Syifa Nailul Wafar, mengatakan bahwa pembuang bayi menyertakan selembar pesan dalam kardus berisi bayi tersebut.
Baca Juga:Presiden Jokowi Kaget, Rasio Lulusan S2 dan S3 Indonesia Jauh Tertinggal dari MalaysiaHarga 8 Jutaan Bikin Kamu Tercengang! Review OPPO Reno11 Pro 5G di Indonesia
Meskipun bayi ini berhasil ditemukan dan mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Genteng, peristiwa ini memberikan pukulan emosional yang dalam kepada masyarakat setempat dan menyulut kembali perbincangan tentang perlindungan anak dan dampak ketidakmampuan merawat anak di kalangan pelajar.
Insiden ini memberikan cerminan tragis tentang realitas sosial yang kompleks di kalangan pelajar. Ketidakmampuan merawat anak karena faktor ekonomi dan sosial harus dihadapi dengan tanggung jawab bersama dari pemerintah, institusi pendidikan, dan masyarakat.
Perlu adanya pendekatan yang holistik untuk mencegah kejadian serupa di masa depan dan melibatkan pemahaman mendalam tentang tantangan yang dihadapi oleh kelompok rentan, seperti pelajar yang belum siap menghadapi peran sebagai orangtua.