GARUT – Rektor Universitas Garut (Uniga), Abdussy Syakur Amiin, menyampaikan, bahwa wisuda yang dilakukan Uniga pada tahun ini berbeda dengan wisuda sebelumnya, dikarenakan wisuda saat ini bertepatan dengan Dies Natalies Uniga yang ke-25. Adapun wisudawan tahun ini jumlahnya 547 orang.
“Jadi wisuda kali ini berkaitan dengan rangkaian-rangkaian kegiatan Dies Natalis. Yang intinya adalah kita mencoba meraih indikator kinerja perguruan tinggi menjadi lebih baik lagi,” ujar Abdussy Syakur Amiin, Kamis 22 Desember 2023, usai pelaksanaan wisuda.
Syakur mengatakan, di hari Dies Natalis tersebut dimulai dengan diadakanya perlombaan kreasi dan inovasi mahasiswa. “Jadi kita memberikan dana dan insentif kurang lebih Rp20 juta, nanti diberikan kepada mahasiswa yang memberikan proposal yang terbaik. Kemarin kurang lebih ada 20-an, kita seleksi lagi jadi 16 kemudian jadi 5 terbaik dan kita berikan kepada mereka, supaya mereka memiliki modal awal untuk menjadi startup bisnis,” katanya.
Baca Juga:Gunung Sadakeling di Wilayah Sukawening Garut Terbakar LagiKetua KONI Garut Bangga Persigar Bisa Lolos ke Babak 8 Besar Liga 3 Seri 1 Jawa Barat
“Jadi mereka sudah mempunyai ide-nya, mereka punya gambaranya dan mereka punya modal awal yang kita berikan itu,” lanjutnya.
Ia juga menjelaskan, bahwa rangkaian-rangkaian kegiatan tersebut yakni, Bazzar, Khitanan massal, kegiatan yang bersifat akademik, dan juga menyiapkan perguruan tinggi yang bermutu melalui enterpreneur university.
“Kegiatan bazzar kita memberikan kesempatan kepada mahasiswa kita yang berwirausaha di luar kampus untuk diperkenankan dan diberi kesempatan memamerkan dan bisa mendekati konsumenya. Terus kegiatan sosial yaitu khitanan massal ke masyarakat sekitar, mereka diberi fasilitas khitanan masal dan diberikan insentif seperti uang kadeudeuh, nyeceup, mainan dan lainya,” jelasnya.
Sementara itu, Dr. Ijudin selaku ketua pelaksana wisuda mengungkapkan, bahwa wisuda lulusan kali ini ada beberapa yang mengikuti program Kampus Belajar Kampus Merdeka (KBKM). “Jadi mereka diberikan kesempatan dan hak untuk mengambil matakuliah diluar prodi bahkan diluar prodi. Jadi mahasiswa ada yang kuliah di Aceh di Papua jadi itu dimasukan ke SKS atau mata kuliah kita,” ungkapnya.
“Tujuanya itu untuk memberikan pengalaman,pengayaan kepada mereka sehingga mereka bisa beradaptasi dengan dunia atau perubahan yang dimana mereka jadi bisa cepat bekerja,” ujarnya.