Oleh Eva Nurharyati
UIN Syarif Hidayatullah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Email: [email protected]
Pendidikan selalu menarik untuk dikaji karena sangat penting untuk kemajuan suatu negara. Banyak masalah muncul dalam pendidikan nasional. Kesenjangan merupakan suatu kondisi dimana ada hal yang tidak seimbang di dalam kehidupan Masyarakat, Entah itu secara individu maupun kelompok. Dimana ada ketimpangan sosial yang terbentuk dari sebuah ketidakadilan persebarannya, Hal ini dianggap penting oleh masyarakat.
Sistem pengajaran adalah suatu kombinasi terorganisir dari elemen manusia, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang berfungsi bersama untuk mencapai tujuan tertentu. Siswa, guru, dan tenaga laboratorium adalah bagian dari sistem pengajaran. Pendidikan adalah proses pembelajaran di mana siswa memiliki kesempatan untuk secara aktif mengembangkan potensi diri mereka.
Seolah-olah pemerintah hanya berkonsentrasi pada Pendidikan di perkotaan saja. Masyarakat desa bahkan lebih berani daripada masyarakat kota karena mereka percaya bahwa pendidikan di desa tidak begitu maju karena tidak memiliki sarana dan prasarana yang memadai. Ini karena pendidikan di desa dan di kota berbeda jauh.
Baca Juga:Disdamkar Garut Sebut Kebakaran Bisa Karena Faktor Kelalaian Manusia, Jangan Terlena Karena Musim HujanKPU Garut Perluas Edukasi Memilih Sampai ke Anak Punk dan Pelajar
Dilaporkan oleh salah satu media nasional bahwa siswa dari SD Negeri Cicaringin 3, Kecamatan Gunung Kencana, Lebak, Banten, harus menyeberang Sungai Ciliman saat pulang dari sekolah. Mereka harus berjalan sejauh enam kilometer untuk pergi ke sekolah dan berisiko jatuh ke sungai karena pemerintah lambat membangun infrastruktur. Majalah Dailymail bahkan mencatat berita ini, dengan judul “Think the school run is bad? Children face Indiana Jones-style river crossing every day after floods cut off their community”.
Hal ini telah mencoreng reputasi pendidikan Indonesia di mata dunia. dan tentu saja, Pada saat itu, berita ini menjadi sangat populer. Susahnya akses menuju sekolah, tidak membuat patah semangat anak-anak yang berada di pedesaan untuk bersekolah dan mendapatkan pendidikan meski mereka harus bersusah payah dan menghadapi rintangan yang begitu berat untuk mencapai tujuan mereka, yaitu belajar di sekolah untuk mencapai cita-cita.
Hal ini bertentangan dengan pendidikan di perkotaan, di mana akses ke sekolah sangat mudah dan banyak sarana transportasi yang memudahkan anak-anak untuk sampai ke sekolah dengan cepat. Pendidikan di pedesaan dan perkotaan berbeda dalam banyak hal, bukan hanya akses ke sekolah. Sekolah di perkotaan memiliki lebih banyak sarana dan prasarana daripada sekolah di pedesaan.