GARUT – Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kabupaten Garut melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) pada Rabu (18/10). Kegiatan tersebut mengangkat topik “Antisipasi Politik Identitas dan Pemanfaatan Rumah Ibadah dalam Kegiatan Politik Praktis”.
Ketua Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kabupaten Garut Reza Ardiansyah mengatakan bahwa acara tersebut bertujuan untuk mempromosikan dialog dan pemahaman yang lebih mendalam mengenai isu-isu politik identitas sehubungan dengan Pemilu dan Pilpres 2024.
Dalam FGD yang dihadiri oleh mahasiswa, tokoh masyarakat, pemuka agama, akademisi, dan aktivis, peserta secara aktif terlibat dalam diskusi dan berbagi pandangan terkait langkah-langkah untuk mengantisipasi potensi polarisasi politik yang berakar pada identitas di Kabupaten Garut.
Baca Juga:OTW Bandung, Warga Banjar Terlindas Bus Budiman di LimbanganKaesang Buka Puasa Ditengah Konferensi Pers Bersama Prabowo
“Kami sangat bersyukur atas partisipasi antusias para peserta dalam FGD ini. Misi kami adalah menciptakan platform untuk bertukar ide dan pandangan mengenai isu-isu yang relevan dalam pemilihan umum mendatang,” kata Reza.
Dalam FGD yang digelar, dirumuskan juga tindakan konkret untuk mencegah eksploitasi rumah ibadah dalam kegiatan politik praktis. “Kami yakin bahwa kolaborasi antara beragam pemangku kepentingan masyarakat adalah kunci untuk memastikan proses politik yang berjalan damai, adil, dan inklusif di Kabupaten Garut,” ungkapnya.
Ia menjelaskan bahwa kegiatan FGD merupakan salah satu langkah yang diambil IMM Kabupaten Garut dalam berperan aktif dalam perumusan pemikiran dan tindakan yang konstruktif dalam masyarakat. IMM berkomitmen untuk turut serta dalam menciptakan lingkungan politik yang mendukung keragaman budaya dan agama, sembari mempromosikan etika dan moralitas dalam dunia politik.
“Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua peserta dan pihak-pihak terkait yang telah berpartisipasi dalam FGD ini. Harapan kami adalah bahwa hasil diskusi ini akan memberikan kontribusi positif dalam meningkatkan pemahaman politik yang sehat dan berkelanjutan di Kabupaten Garut,” ungkapnya.
Acara FGD diharapkan juga menjadi awal bagi lebih banyak dialog dan kolaborasi yang konstruktif di Kabupaten Garut untuk menghadapi tantangan politik identitas yang mungkin muncul di masa depan.