GARUT– Yohanes Cornelis (58) warga Belanda yang tinggal di Kampung Koromoy, Desa Kertajaya, Kecamatan Cibatu, Kabupaten Garut, sudah fasih berbahasa Sunda dan senang menggeluti seni budaya Sunda. Ternyata dia tinggal di Koromoy sudah satu tahu setengah.
” Saya datang ke Kantor Desa Kertajaya untuk memohon surat keterangan. Saya pun mengisi buku tamu. Saya ngerti datang ke kantor desa harus mengisi buku tamu,” kata Yohanes Cornelis, Selasa (10/10).
Yohanes Cornelis rupanya sudah memeluk Agama Islam menjadi mualaf sejak 22 tahun silam. Dia pun statusnya masih bujangan dan masih mencari gadis desa yang solehah.
Baca Juga:Pengusaha Muda Garut Tertarik Gabung Partai PSIWabup Garut: Pelayanan Kesehatan Semakin Lengkap, Tak Selalu Harus ke Bandung
Ketika ditemui di kantor desa, Yohanes Cornelis mengenakan iket dan pakaian pangsi. Datang ke kantor desa mengendarai motor.
Ia juga mengaku pernah tinggal di Cianjur. Di sana dia mendalami seni kacapi suling dan tembang cianjuran. Ia juga senang dengan seni pencak silat.
Tembang cianjuran sangat menyentuh nurani dan merupakan seni menak. Terlebih dokumen- dokumen seni budaya Sunda termasuk aksara serta bahasa Sunda tersedia di Universitas Liden.
Sekilas orang tak mengira Yohanes Cornelis dari Belanda.Karena cara berpakaiannya mengutamakan pakaian adat Sunda serta pandai berbahasa Sunda.
Yohanes Cornelis tak suka melihat penyanyi yang suka mengumbar aurat. Dia lebih suka mendengar lagu yang dilantunkan sinden (juru kawih). Apalagi cara berpakaian juru kawih tak memperlihatkan aurat. (pap)