GARUT – Bupati Garut, Rudy Gunawan, meralat anggapan sebagian orang tentang angka kemiskinan ekstrem di Kabupaten Garut. Karena ada yang mengira tingkat kemiskinan ekstrem di Garut mencapai 82 persen. Yang benar adalah 82 ribu atau jika dipersentasekan setara dengan 3 persen.
“Bukan, bukan 82 persen. Jadi, jumlahnya itu bukan 82 persen warga yang mengalami kemiskinan ekstrem itu. Tetapi 82 ribu warga atau 3 persenan,” Ujar Rudy Gunawan.
Namun demikian, Rudy membenarkan bahwa angka kemiskinan di Garut ini mengalami kenaikan sekitar 3 persen. Karena berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), bahwa angka kemiskinan di Garut sampai dengan tahun 2022 mencapai 10,42 persen.
Baca Juga:Pernah Hidup jadi Rakyat Biasa, Ganjar Pranowo Tak Ingin Masyarakat Hidup SusahKain Batik Kuno Masih Dihargai Mahal, Bisa Ratusan Ribu Hingga Jutaan Rupiah
“Ya memang betul ada kenaikan, tapi naiknya itu tidak signifikan. Dari 8 persen lebih, sekarang menjadi 10,42 persen,” Lanjutnya.
Dengan kenaikan tersebut, Rudy menyampaikan upaya yang dilakukan Pemkab Garut bersama DPRD, sekarang ini adalah terus melakukan langkah dalam menurunkan angka kemiskinan tersebut.
“Ya itu, termasuk juga penanganan yang tiga persen itu. kita ini sedang mendata by name by address dan by photo serta NIK. Kita fokus dalam menangani di perubahan anggaran 2023 dan 2024, sesuai perpres 4 tahun 2022,” Katanya.
Salah satu program mengentaskan kemiskinan itu, Rudy menyebut diantaranya ada program Gentra Karya. Program ini berfokus kepada pemberangkatan para pekerja pemuda dan pemudi untuk ke luar negeri. Sehingga dengan langkah itu diharapkan bisa mengurangi angka pengangguran.
“Program ini sudah diuji oleh Bappenas. Ya, strategi ini juga untuk mereka Diaspora supaya bisa bekerja ke luar negeri dan memberangkatkan para pemuda dan pemudi di Garut dengan sebanyak mungkin,” Jelasnya.
Rudy Gunawan menambahkan, terkait dengan anggaran yang berkaitan atau berhubungan dengan kemiskinan. Dirinya, meminta kepada DPRD Garut untuk selalu melakukan rapat kerja dengan dinas-dinas tekhnis.
Rudy juga menjelaskan soal anggaran perjalanan dinas ke luar negeri yang sempat dikritik oleh mahasiswa. Rudy menerangkan bahwa perjalanan ke luar negeri itu adalah suatu strategi dalam menanggulangi angkat kemiskinan juga. Diantaranya mengenalkan Kabupaten Garut sebagai produsen kulit di dunia internasional.
Baca Juga:Nomor Pengepul Koin Kuno dan Barang Antik di GarutWaketum Golkar Sebut Planning untuk Ridwan Kamil itu di Calon Gubernur
“Kita lakukan pameran dengan izin Pak Presiden ya. Melalui Menteri Sekretaris Negara dan tentunya menggunakan paspor dinas dan ada pendampingan dari kedutaan besar yang ada di Italia,” Ujarnya.