GARUT – Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Al-Ikhwan yang berlokasi di Desa Cintarasa, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut diterpa isu tak sedap belum lama ini. Ada informasi yang menyebut PKBM Al-Ikhwan fiktif.
Jelas saja informasi tersebut dibantah oleh Ketua PKBM Al-Ikhwan, Ali Nurdin bersama pihak yaasan dan sejumlah tokoh masyarakat di Kampung Pogor, Desa Cintarasa. Pasalnya PKBM tersebut sudah lama beroperasi dan izinnya pun jelas.
Ali Nurdin menyebut, jika PKBM Al–Ikhwan sudah cukup lama beroperasi, tepatnya sejak tahun 2012 sampai sekarang.
Baca Juga:Selama Bulan Ramadhan Tahun Ini, Sampah di Garut MeningkatDewas PDAM Garut Sebut Tidak Ada Kendala Jelang Kemarau, Begini Alasannya
Ali menjelaskan, sebagai bagian dari pendidikan non formal di Bidang Pendidikan Luar Sekolah Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, PKBM Al-Ikhwan lebih mengedepankan pada keahlian atau Life Skill Tata Rias yang diikuti peserta PKBM usia minimal setara SMA (Paket C) dan atau lebih.
Proses pembelajaran yang dilakukan di PKBM Al-Ikhwan setidaknya tiga kali setiap pekan.
Ali menyebut, untuk program keahlian tata rias ini setiap tahunnya diikuti paling sedikit 40 siswa, termasuk 60 siswa yang menamatkan jenjang pendidikan paket C setara SMA.
“ Siapapun yang datang ke PKBM kami, pasti akan melihat pada papan nama PKBM tertera nomor izin operasional dan nomor akta notaris Yayasan, jadi dari mana dugaan fiktifnya? ” ungkap Ali.
Sementara itu, informasi yang beredar di media sosial dan akun publik, PKBM Al-Ikhwan disebut sebagai PKBM Fiktif karena kondisinya libur dan kosong tidak ada kegiatan. Pada foto-foto itu terdapat lokasi PKBM yang kosong, kemudian suasana ruangan pendidikan PAUD.
” Padahal di dalamnya terdapat pula deretan kursi untuk para peserta PKBM Life Skill Tata Rias. Kami pun tidak pernah kedatangan orang yang meminta izin untuk memotret atau membuat video lokasi PKBM karena posisinya hari Sabtu tengah libur, tidak pernah pula ada konfirmasi yang Ia terima,” ujar Ali.
Kegiatan belajar di PKBM ini sambug Ali, memang tidak sama dengan kegiatan sekolah formal pada umumnya yang mengharuskan setiap hari untuk datang dengan memakai seragam saat proses belajar.
Baca Juga:Ati Janda Penyandang Tuna Rungu di Banyuresmi Rumahnya Reyot, Yudha Akan Perjuangkan ke KemensosGas 3kg di Garut Tetap Mahal, HET Turun Sebatas di Kertas, Aliansi Umat Islam Akan Lapor ke Polda
” Di PKBM jadwal belajar disesuaikan dengan ketersediaan waktu sebagian peserta, mengingat diantara mereka ada yang sudah bekerja,” jelas Ali Nurdin.