Gagalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia Sepakbola Usia-20 tahun 2023 ini banyak disesalkan oleh berbagai kalangan di tanah air, termasuk bagi pencinta, penggemar, bobotoh sepak bola, serta masyarakat Kabupaten Garut dan juga pemain sepak bola muda yang berasal dari Garut.
Mereka menilai, kegagalan ini karena tidak adanya koordinasi dengan Federation Internationale De Footbaal association (FIFA), sehingga FIFA selaku federasi sepakbola dunia mencoretnya.
Daffa Muhammad Rais pemain muda asal Garut yang bergabung di tim Persigar pada ajang Piala Soeratin 2023 Januari lalu sekaligus pemain yang mengantarkan Garuda Hitam lolos ke semifinal di Kejuaraan Indonesia Muda (IM) beberapa bulan lalu, menyayangkan gagalnya Indonesia untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 ini.
Baca Juga:Anggaran Pemeliharaan Sekolah Dinilai Kecil, Hanya Rp40 JutaJalan Majalengka Mulus, Warga : Terima Kasih Pak Ridwan Kamil
“Sayang sekali padahal ini kesempatan terbaik mendapatkan kepercayaan dari FIFA untuk menggelar sepakbola dunia, Ini akan memacu para pemain muda seperti saya untuk lebih berprestasi,” Ungkap Daffa Muhammad Rais, Kamis 30 Maret 2023.
Siswa SMKN 1 yang menjuarai lomba freestyle bola Piala Gubernur Jawa Barat itu, membayangkan sanksi berat dari FIFA yang akan diberikan kepada Indonesia akibat adanya penolakan kedatangan tim Israel oleh sebagian pihak itu.
“Saya bukan hanya menyayangkan batalnya gelaran Piala Dunia sepakbola saja, tapi ada yang lebih ditakutkan yaitu adanya hukuman berat bagi sepakbola Indonesia bagaimana kalau tidak boleh aktif di kegiatan internasional dengan waktu yang lama, bagaimana nasib kami dan juga pesepak bola lainnya, ” ujarnya.
Sementara itu, pencinta dan penggemar sepak bola sekaligus pecinta Persib Bandung, Awan Setiawan mengaku kecewa dengan batalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia Sepak Bola Usia (U-20).
“Saya sangat menyesal dan menyayangkan atas kegagalan menjadi tuan rumah inj, kenapa kok politik dibawa bawa ke olahraga, mereka kan masih muda, pemain muda jangan ada urusanya sama politik,” kata Awan Setiawan pensiunan Danru Polhut Perhutani Garut. (Alle)