GARUT – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Garut, KH. Sirojul Munir atau yang biasa disebut Ceng Munir mengimbau kepada masyarakat Kabupaten Garut terkait masalah perbedaan penanggalan di bulan Hijriyah, Khususnya ketika menghadapi 1 Syawal 1994 Hijriyah tahun 2023 ini.
Ceng Munir mengatakan, perbedaan penanggalan di bulan Hijriyah itu sudah biasa terjadi bukan hanya di Indonesia tetapi di seluruh negara yang ada di dunia ini. Akan tetapi semua itu berkaitan dengan ketaatan umatnya kepada Pemerintah.
“Ada yang 100 persen taat kepada pemerintahanya, seperti Arab Saudi ketika menentukan 1 Ramadhan atau 1 Syawal itu pada hari H-nya. Maka warganya akan mengikutinya, tetapi ada juga yang tidak mengikuti aturan pemerintahnya seperti yang terjadi di Indonesia atau juga di negara lain, itu suatu hal biasa ada perbedaan dalam hal hisab,” Ungkap KH. Sirojul Munir, di Kantor MUI Garut, Jalan Otto Iskandar Dinata, Tarogong Kidul, Kamis 30 Maret 2023
Baca Juga:Pasca Banjir, Kades di Bayongbong Kecewa dengan PUPR, Sudah Sering Diminta Normalisasi Irigasi Tapi NihilPSSI Askab Garut Akan Gelar Turnamen Usia Muda
Menurut Ceng Munir, jika metode yang digunakan adalah ru’yat, maka hasilnya akan sama. Akan tetapi jika metode yang digunakan itu hisab, maka akan terjadi perbedaan.
“Makanya dengan perbedaan tersebut, khususnya untuk masyarakat muslim di Indonesia itu jangan dipersoalkan, justru harus diambil hikmahnya dari suatu perbedaan tersebut supaya bisa saling menghargai,” Ujarnya.
Jangan sampai lanjut Ceng Munir, perbedaan ini justru menimbulkan perpecahan di tengah umat.
“Harus saling menghargai antara yang satu dengan yang lainnya, agar tetap tercipta suatu kondusif di tengah-tengah masyarakat. Kemarin 1 Ramadhan kita sama-sama memulai bersama sama. Tapi penentuan 1 syawal atau idul fitri diindikasikan akan berbeda. Nah perbedaan itu jangan dipersoalkan,” Ungkapnya. (Alle/radar garut)