GARUT – Pasca naiknya harga eceran tertinggi (HET) gas 3 kg di Kabupaten Garut, di tingkat pengecer pun mengalami kenaikan.
Harga gas pun cukup bervariasi tergantung dari panjangnya rantai distribusi dan faktor jarak. Harga gas bersubsidi itu ke konsumen ada yang 25 ribu rupiah, ada yang menjual 27 ribu rupiah, namun ada pula yang masih menjual di bawah itu.
” Saya membeli gas 3 kg di warung di Cibungur Desa Sindangsari Kecamatan Leuwigoong, harganya tetap Rp 25.000,- Pedagang belum menaikkan harga, karena stok lama,” kata Jeda pembeli gas, Rabu (29/3).
Baca Juga:Desa Sukasenang Salurkan Bantuan Dinsos Untuk Korban Banjir Sungai CiojarPria Tanpa Identitas Dirawat di Rumah Singgah Dinsos Garut, Ada yang Kenal?
Warga pun tak bisa membeli gas langsung ke pangkalan, karena lokasinya terlalu jauh.
Sebelumnya Bupati Garut sendiri sudah meminta masyarakat untuk membeli langsung ke pangkalan agar mendapatkan harga HET. Namun karena jarak pangkalan jauh, masyarakat terpaksa membeli ke warung eceran.
Sementara menurut Omis pedagang sembako yang juga menjual gas 3 kg, di Leuwigoong mengatakan, dia semula menjual gas 3 kg Rp 21.000,- sekarang setelah harga gas naik menjadi Rp 22.000,.
Bupati Garut Rudy Gunawan, sebelumnya sudah mengaskan bahwa masyarakat harus membeli gas 3 kg di pangkalan langsung. Rudy juga mengultimatum agar pangkalan bersedia menjual gas langsung ke konsumen dan tidak menjual di atas HET.
Jika ada pangkalan nakal, maka Rudy siap mempidanakan pangkalan tersebut. (pap/radar garut)