BANDUNG – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengakui bahwa indikator makro gini ratio Jawa Barat masih belum mencapai target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2018-2023. Menurut Ridwan Kamil, kondisi itu justru terlihat membaik di pedesaan.
Ridwan Kamil menyampaikan itu selepas Rapat Paripurna di Kantor DPRD Jawa Barat, Senin (27/3). “Betul kami akui sesuai target RPJMD,” ucap Ridwal Kamil.
Ridwan Kamil menerangkan, apabila dibedah lebih rinci, kondisi gini ratio Jawa Barat membaik di pedesaan. Penjelasannya karena sejak pandemi Covid 19, orang – orang banyak yang balik ke desa. Pekerjaan di perdesaan tidak banyak terpengaruh dari pada kegiatan ekonomi di perkotaan.
Baca Juga:Begini Strategi BKKBN Jabar Turunkan StuntingCamat Kersamanah: ASN Tidak Akan Bukber Selama Ramadhan
Sementara itu kondisi gini ratio di perkotaan cukup jomplang. Salah satu penyebabnya yang kebalikan dari desa, yaitu selama pandemi covid kegiatan ekonomi cukup terhambat. Contohnya adalah ritel yang terkendala pembatasan kegiatan.
“Betul kami akui (Belum capai target RPJMD.red). Kabar bagusnya di desa oke tapi di kota perlu dievaluasi,” pungkasnya.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat masih memiliki sejumlah pekerjaan rumah di masa akhir periode RPJMD 2018-2023.
Di antaranya adalah untuk mengejar target capaian indikator makro gini ratio. Dalam Perubahan RPJMD 2018-2023 itu dicanangkan target gini ratio hingga akhir 2023 bisa mencapai angka 0,396.
Sementara data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat pada Senin (16/1) mencatat gini ratio di Jabar per September 2022 masih di angka 0,412. Angka itu juga sekaligus menunjukkan bahwa posisi Jabar masih lebih tinggi dari nasional yang berada di angka 0,381.
Berkaitan dengan hal itu, Sekretaris Komisi II DPRD Provinsi Jawa Barat Yunandar Eka Perwira berpendapat, bahwa target gini ratio di Jabar belum mencapai target yang diharapkan karena program belanja daerah masih lebih banyak dinikmati masyarakat di kalangan menengah hingga atas tapi belum banyak menyentuh kalangan masyarakat bawah.
Yunandar mencontohkan, program dan capaian investasi di Jabar memang cukup bagus. Tetapi nampaknya investasi itu belum banyak menyentuh sektor yang padat karya. (mg4)