Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki kepadatan penduduk tertinggi kedua dan penduduk terbanyak di Indonesia.
Banyaknya penduduk tersebut juga diimbangi dengan kinerja pemerintah dalam memanfaatkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimilikinya.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang baru saja merilis tentang laporan investasi selama tahun 2022. Nilai investasi yang diperoleh mencapai Rp 1.207,2 triliun. Nilai ini melebihi target yang Presiden Joko Widodo minta, yakni Rp 1.200 triliun.
Baca Juga:Ridwan Kamil Hadiri Sarasehan Bareng 4.000 PPA POB di Waduk DarmaKerabat Store Dekranasda Jabar Bakal Luncurkan Lagi Hampers Ramadan
Sama seperti tahun sebelumnya, Jawa Barat berhasil meduduki peringkat pertama dalam merealisasikan investasi pada tahun 2022 dengan nilai Rp 174 triliun. Capaian ini membuat Jawa Barat menempati peringkat pertama dalam merealisasikan investasi selama 5 tahun berturut-turut dari tahun 2018 hingga tahun 2022.
Jawa Barat berhasil mengungguli DKI Jakarta yang berada di peringkat kedua dengan Rp 143,0 triliun. Di tempat ketiga, ada Sulawesi Tengah yang mampu melesat jauh dengan nilai realisasi mencapai Rp 111,2 triliun. Hal ini dikarenakan Sulawesi Tengah semakin terlihat seksi untuk para investor berkat aktivitas pertambangan yang bernilai ekonomi besar.
Jika ditotal dari 5 tahun ke belakang (2018-2022), Jawa Barat berhasil merealisasikan investasi provinsinya diangka Rp 685,59 triliun. Ini lebih besar Rp 106,16 triliun dari DKI Jakarta yang berhasil merealisasikan investasi provinsinya sebesar Rp 579,43 triliun.
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menjelaskan bagaimana bisa Jawa Barat terlihat seksi di mata para investor.
Pertama, Infrastruktur Jawa Barat paling memadai andai dibandingkan dengan wilayah lain di Indonesia, Jawa Barat memilki jalan tol, kereta api, kereta cepat, pelabuhan, dan bandara internasional.
Kedua, Sumber Daya Manusia (SDM) Jawa Barat dinilai oleh investor sebagai paling produktif se-Indonesia. Walaupun UMK yang dimiliki Jawa Barat tergolong besar, tetapi para investor tidak ragu untuk membayar mahal upah tersebut karena produktivitas yang dihasilkan sebanding.
Ketiga, Mudahnya mengurus perizinan. Apalagi ketika daerahnya (Jawa Barat) termasuk ke dalam Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
Baca Juga:Kades Sukasenang Tunaikan Janjinya Bangun Rumah Enung, Janda Pengidap StrokeKodim 0613/Ciamis Gelar Operasi Pasar Murah di Semua Koramil
Dengan beberapa alasan tersebut, bukan tidak mungkin Jawa Barat bakal terus terlihat seksi di mata Investor. Tentunya Ridwan Kamil sebagai Gubernur Jawa Barat ingin provinsi yang diurusnya terus dipandang baik dan meningkatkan apa yang telah dicapai sebelumnya. (*)