Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, meminta peralatan untuk mengeringkan gabah dari Kementerian Pertanian. Untuk membantu petani mengeringkan gabah agar stok cukup dan harga kembali stabil.
“Kami perkirakan kenaikan harga beras dari musim hujan yang masih tinggi, sehingga hasil panen gabah sulit kering. Dan pada saat penyimpanan, kandungan bahan aktifnya akan berkurang yanhg berujung pada kenaikan harga,” ucap Direktur Diskoperindag Cianjur, Tohari Sastra (25/2).
Dia mengatakan, hujan lebat hingga akhir Februari membuat petani di sawah Cianjur seperti Karangtengah, Sukaluyu, Ciranjang, dan Warungkondang kesulitan menjemur gabah karena langit sering mendung.
Baca Juga:Produk Garut Ditampilkan di Indonesia Fashion Week 2023, Sangat Berkelas dan MempesonaBaju Biru Muda Cocok dengan Jilbab Warna Apa Supaya Tampil Cantik dan Anggun?
Untuk membantu petani, Pemerintah Daerah telah mengajukan tambahan alat bantuan pengering gabah ke Kementan untuk ditempatkan di Sistem Resi Gudang (SRG) Haurwangi dan Warungkondang. Agar petani tidak lagi kesulitan dan harga gabah tetap stabil.
“Kami berharap permohonan alat pengering disetujui sehingga petani tidak kesulitan mengeringkan gabahnya meski curah hujan masih tinggi. Dengan pasokan yang cukup, kami berharap harga beras kembali normal,” ujarnya.
Tohari mengaku berkoordinasi dengan Bulog dan dinas terkait untuk menambah stok beras Pemprov Jabar. Dengan menyebarkan cadangan beras pemnerintah ke beberapa pasar dengan harga yang lebih terjangkau.
“Kami juga menggelar bazaar bersama kementerian, pemerintah provinsi dan Bulog untuk meredam kenaikan harga. Apalagi menjelang puasa di angka Rp11.500 per kg,” ucapnya.
Tohari menambahkan, meski stok di tingkat agen dan petani masih minim. Pihaknya menjamin kebutuhan warga tetap aman selama puasa Idul Fitri. Karena cadangan beras pemerintah masih ada dan bisa diajukan untuk menambah stok di pasar.