Video Ismail Bolong kepada Kabareskrim Komjen Agus Andrianto sontak viral di media sosial belakangan ini.
Dalam isi video itu disebutkan, adanya tudingan setoran Rp 6 miliar ke Kabareskrim dan juga setoran Rp 200 juta ke Polres Bontang.
Video tersebut pun akhirnya viral dan sekaligus membuka fakta telah terjadi ‘perang Jenderal’ di tubuh polri saat ini.
Baca Juga:Berkas Irjen Pol Teddy Minahasa Sudah Dilimpahkan Sejak Pekan Lalu, Kejati DKI Jakarta: Lagi Diteliti 9 JaksaBharada E Sampai Berbarengan di PN Jakarta Selatan Dengan Kuat Maaruf dan Ricky Rizal
Untuk diketahui, Ismail Bolong yang merupakan mantan anggota Satintelkam Polresta Samarinda.
Ia mengaku dirinya adalah polisi aktif berpangkat Aiptu serta bermain tambang batu bara ilegal.
Ismail mengaku bahwa video testimoni tersebut dibuat karena tekanan mantan Karopaminal Divisi Propam Polri Brigjen Pol Hendra Kurniawan.
Untuk itu ia ingin meluruskan, bahwa video pertama soal setoran Rp 6 miliar ke Kabareskrim dan juga setoran Rp 200 juta ke Polres Bontang tidaklah benar.
Brigjen Hendra sendiri sudah dipecat karena terangkut kasus Brigadir Joshua Hutabarat atau Brigadir J.
Dia merupakan anak buah Ferdy Sambo, mantan Kadiv Propam Polri yang terlibat kasus pembunuhan Brigadir J bersama sang istri, Putri Candrawathi.
Ismail menegaskan kembali bahwa video tudingan aliran duit miliaran tersebut tidak benar.
Klarifikasi Ismail Bolong tersebut diunggah oleh akun Instagram @majeliskopi08.
Baca Juga:Gegara Fans Membeludak, Jumpa Fans Sehun EXO Digelar Cuma 10 MenitJadwal Lengkap Sidang Ferdy Sambo Dkk Senin 7 November di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan
“Nama saya Ismail Bolong saya saat ini sudah pensiun dini dari anggota Polri aktif mulai bulan Juli 2022. Perkenankan saya mohon maaf kepada Kabareskrim atas berita viral saat ini yang beredar.
“Saya klarifikasi bahwa berita itu tidak benar dan saya pastikan berita itu saya tidak pernah komunikasi sama Pak Kabareskrim apalagi memberikan uang. Saya tidak kenal,” demikian katanya sembari menjelaskan video tersebut dibuat Februari 2022 lalu.
“Saya kaget viral sekarang. Saya perlu jelaskan bahwa pada bulan Februari itu datang anggota Mabes Polri dari Paminal Mabes Polri memeriksa saya untuk memberikan testimoni kepada Kabareskrim dalam penuh tekanan dari Pak Hendra,” tuturnya.
“Brigjen Hendra pada saat itu saya komunikasi melalui HP melalui anggota Paminal dengan mengancam akan bawa kamu ke Jakarta kalau nggak mau melakukan testimoni,” pungkasnya.
Usut Tuntas Pengakuan Aiptu Ismail Bolong