BANDUNG – Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Barat (Jabar) menyebut hingga saat ini, kondisi kebutuhan bahan pokok (kepokmas) atau kebutuhan pangan di masyarakat masih cukup terkendali.
Bahkan Kepala Disperindag Jabar Iendra Sofyan mengklaim, untuk angka inflasi juga saat ini sudah bisa dilakukan penekanan setelah adanya kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
“Insyaallah kedepannya juga akan terkendali, dan angka inflasi juga sudah bisa ditekan, karena kita ditargetkan di akhir tahun (2022) sekitar 5 – 6 persen,” ujarnya saat dikonfirmasi, Sabtu (29/10).
Baca Juga:Semakin Mudah, BRImo Hadirkan Fitur e-SBN untuk Investasi Membangun NegeriRidwan Kamil Capres Kebanggaan Jawa Barat, Kata Ketua Balawista Kabupaten Tasik: Peduli kepada Pariwisata
Namun, saat disinggung soal angka Inflasi saat ini yang telah menyentuh di angka 6,12 persen per bulan September 2022 kemarin, Iendra mengaku catatan tersebut saat adanya kenaikan harga BBM di awal.
Sehingga, berdasarkan hasil rapat Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Jabar ia mengatakan Pemprov Jabar telah mendapatkan peringatan dari Bank Indonesia (BI) terkait dengan pengaruh global.
“Jadi salah satu pengaruh global kami dari Indag (Disperindag) akan monitoring, dan itu adalah terhadap industri. Jadi intinya ada permintaan eksport itu agak berukurang (dikurangkan) sekarang,” katanya.
Maka dalam memastikan kestabilan kebutuhan bahan pokok, Iendra menurutku bahwa pihaknya akan terus melakukan upaya secara maksimal
“Jadi untuk menstabilkan harga insyaallah bisa dikendalikan. Terutama, yang biasanya disebabkan oleh makanan-makanan di 12 bahan pokok. bahkan laporan dari teman-teman DKPP (Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan), itu insyaallah akan terus terjaga untuk ketersediaannya,” pungkasnya
(San).