Oleh: Hasan Aspahani
”KITA hubungi tim pengacaranya!” kata Ferdy. Ia punya kontak salah seorang anggota tim pengacara AKBP Pintor. Si pengacara membenarkan soal pemeriksaan, terkait pelanggaran etik, katanya, tapi tak mau berkomentar soal penetapan kliennya sebagai tersangka.
Saya menelepon Brigadir Hilmi, bertanya soal hasil otopsi mayat Putri di Palembang. Ia hanya memberikan satu keterangan penting, bahwa ada tujuh luka di tubuh korban, yang paling fatal, yang membuatnya tewas karena kehilangan banyak darah adalah luka di leher.
”Digorok, Pak?”
”Ya, itu bahasa koran. Luka memanjang di leher korban yang memutuskan kerongkongan.”
”Pelakunya siapa, Pak?”
Baca Juga:Jebolan Deportivo Ungkap Target Jelang Curacao vs Timnas Indonesia di FIFA MatchdayHindari Minum Teh Saat Haid, Bisa Bikin Suasana Hati Memburuk
”Sementara saya hanya bisa katakan bahwa tak mungkin Awang pelakunya. Meskipun itu perlu pembuktian di sidang nanti.”
”Kenapa, Pak?”
”Badan korban jauh lebih tinggi. Pelaku melakukan perbuatannya dari belakang. Hanya orang yang lebih tinggi atau sama tingginya, yang mungkin melakukannya… Dan orang yang lebih kuat, karena perlu tenaga yang luar biasa untuk memiting leher korban dengan satu tangan, dan tangan yang lain memegang pisau…”
Saya mengingat apa yang telah pernah kami beritakan. Putri itu mantan model. Foto-foto yang bisa kami dapatkan menunjukkan sosok dia dengan tubuh yang ideal untuk seorang peraga busana. Sementara Awang kira-kira lima belas atau dua puluh senti lebih rendah. Runi jauh lebih pendek. Dari foto saat AKBP Pintor dan Putri bersanding, yang dimuat semua surat kabar, orang bisa simpulkan siapa yang lebih tinggi dan berapa selisih tinggi keduanya.
”Itu semua barang buktinya sudah ditemukan ya, Pak?”
”Sudah ada sejak dari sidang sebelumnya.”
Saya menuliskan keterangan dari Brigadir Hilmi. Lalu saya serahkan pada Ferdy. Ia gabungkan dengan berita yang ia tulis, ia wawancara dengan sumber di kejaksaan yang sedang menyusun dakwaan baru. Termasuk kemungkinan tersangka baru, tanpa menyebutkan siapa. Kejaksaan berhati-hati, tapi memang tak ada kemungkinan tersangka lain kecuali AKBP Pintor. Beberapa satpam kompleks di TKP yang sempat ditangkap di awal pemeriksaan kasus sepenuhnya telah bebas dari dugaan keterlibatan.