Konsep pembentukan wisata alam Pangjugjugan yang disampaikan Jajat selaras dengan ucapan Anam sebelumnya.
Akan tetapi, pria paruh baya itu justru menegaskan, perhatian Pemkab Sumedang baik terhadap pariwisata maupun pengelolaan tata ruang atau konsevasi alamnya tegolong minim.
“Wawasan cara penataan alamnya kurang. Begini, kalau gunung itu lestarikan (floranya) otomatis udaranya dingin, banyak orang suka. Bukan dipangkas kemudian sungai dibendung,” ujar Jajat dengan posisi duduk sebelah kanan Jabar Ekspres.
Baca Juga:Petani di Dataran Tinggi Dapat KeuntunganRamai Dugaan Pejabat Titipkan Siswa di Luar Jalur Resmi PPDB
“Kalau gak dikelola dengan benar, akhirnya carut-marut. Contoh saja kejadian di Ciherang atau Cimanggung yang longsor, itu karena tata ruangnya enggak diperhatikan,” lanjutnya dengan posisi yang sama.
Di tengah suasana alam yang asri, dalam bangungan semi tradisional itu Jajat mengaku tidak terlalu berharap kepada Pemda Sumedang terkait perhatian pada sektor pariwisata.
Kendati demikian, Jajat menyampaikan pendapat, menurutnya untuk memajukan Sumedang harus memanfaatkan potensi yang ada, dikembangkan hingga meningkatkan pemberdayaan dan perekonomian lokal
Kabupaten Sumedang dengan wilayah yang masih banyak didominasi ruang terbuka hijau, dikatakan Jajat, perlu dikelola secara maksimal konservasinya agar alam tetap memberikan manfaat dan masyarakat bisa dapat keuntungan.
“Pemda juga pasti bakal meningkat pendapatan asli daerahnya (PAD), dikenal pihak luar daerah dan punya ciri khas. Ini pingin jadi kabupaten wisata tapi perhatian (sektor pariwisata) dan pengelolaan tata ruang wawasannya kurang,” papar Jajat yang mulai menyandarkan punggung di atas kursinya.
Matahari yang mulai tenggelam di arah Barat, seakan jadi penanda berakhirnya pembicaraan kami bertiga. Di akhir momen pertemuan itu Jajat berpesan, agar Pemkab Sumedang bisa mementingkan pengelolaan tata ruang.
Disamping supaya peristiwa bencana alam besar yang memakan korban jiwa tidak terulang, juga supaya keberlangsungan sumber daya, flora, fauna dan kemanfaatan konservasi alam bisa dirasakan masyarakat.
Baca Juga:SMA Negeri Jatinangor Akui Ada Oknum Pejabat Titipkan Siswa di Luar Jalur ResmiJadwal Tayang dan Bocorannya, Maki VS Naoya
“Di sini Pangjugjugan selain pepohonan (besar yang banyak), kita tanam buah-buahan yang sudah jarang dibudi daya kembali. Tujuan konsepnya menata tata ruang (terbuka hijau),” pungkas Jajat yang tidak beranjak dari atas kursinya.
“Ini bangunan bahan kayunya dari pohon yang kita tanam. Pohonnya kita tanam dan kembangkan lagi. Pemda (Sumedang) harusnya bisa manfaatkan potensi dan (perkaya) wawasan kelola tata ruang. Manfaatnya besar, untuk Pemda juga akan terasa,” tutup Jajat yang disambut lembayung kuning di arah Barat ditambah udara sejuk membelai kulit.(jabarekspres.com)