JAKARTA – Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO telah menetapkan penyakit cacar monyet sebagai kondisi darurat global. Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam jumpa pers meminta seluruh negara meningkatkan kewaspadaan.
Anggota kelompok ahli WHO sebelumnya terpecah mengenai apakah wabah cacar monyet merupakan keadaan darurat kesehatan global. Sudah ada pengobatan dan vaksin yang efektif untuk cacar monyet, tetapi persediaannya terbatas.
Para ahli WHO yang bertemu pada hari Kamis kemarin memberikan saran kepada kepala WHO Tedros, untuk segera mengumumkan cacar monyet sebagai darurat global.
Baca Juga:Wakil Bupati Garut Sebut Kerugian Akibat Banjir Lebih dari Rp17 MiliarDorong Kemajuan Sepak Bola Nasional, BRI Kembali Jadi Sponsor Utama BRI Liga 1
Setelah melalui kajian matang akhirnya keputusan itu pun disampaikan. WHO mendeklarasikan darurat kesehatan di Jenewa, Sabtu 23 Juli 2022.
Tedros menegaskan bahwa komite telah gagal mencapai konsensus, dengan 9 anggota menentang dan 6 mendukung deklarasi, mendorong dia untuk memecahkan kebuntuan.
“Meskipun saya mendeklarasikan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional, untuk saat ini wabah ini terkonsentrasi di antara pria yang berhubungan seks dengan pria, terutama mereka yang memiliki banyak pasangan seksual,” katanya.
“Stigma dan diskriminasi bisa sama berbahayanya dengan virus apa pun,” tambahnya.
Dalam beberapa minggu terakhir, tekanan telah meningkat dari para ilmuwan dan pakar kesehatan masyarakat untuk WHO dan pemerintah nasional untuk mengambil tindakan lebih lanjut terhadap cacar monyet.
Pakar kesehatan menyambut baik keputusan WHO yang mengeluarkan deklarasi PHEIC yang selama ini hanya diterapkan pada pandemi virus corona dan upaya pemberantasan polio yang terus dilakukan.
Dr Lawrence Gostin, seorang profesor di Georgetown Law di Washington, DC yang mengikuti WHO, mengatakan dia memuji keberanian politik badan tersebut.
Baca Juga:Varian SilumanTimbulkan Masalah Serius, Yudha Puja Turnawan Terjun Langsung Bersihkan Sampah di DAS Cimaragas Bersama Baguna
“Itu tidak melakukan apa pun selain memoles status WHO. Hasil yang tepat sudah jelas tidak menyatakan keadaan darurat pada saat ini akan menjadi kesempatan bersejarah yang terlewatkan,” jelasnya dilansir Disway.id dari Straits Time, Minggi 24 Juli 2022.
Keputusan itu akan membantu menahan penyebaran penyakit virus, kata Josie Golding, kepala epidemi dan epidemiologi di Wellcome Trust. “Kita tidak bisa terus menunggu penyakit meningkat sebelum kita melakukan intervensi,” katanya.