Tidak tinggal diam, Banten menyiapkan 50 kapal dipimpin Lurah Astrasusila, Demang Narapaksa, dan Demang Wirapaksa.
Tidak hanya itu, Sultan Banten juga berjanji akan memberikan hadiah 2 ribu real dan sehelai Kampuh (kain kebesaran), apabila bisa mengalahkan Cirebon.
Strategi penyergapan pun dilakukan dan berhasil. Pasukan Cirebon di bawah pimpinan Panjangjiwa menyerah di Pelabuhan Tanara.
Baca Juga:Tak Hanya Cantik, Wulan Guritno Makin Tua Body-nya Makin AduhayCiuman dengan Wulan Guritno, Jefri Nichol Langsung ‘Berdebar-debar’
Begitu juga ketika gelombang pasukan Cirebon lainnya tiba. Mereka kembali takluk di bawah serangan Lurah Astrasusila.
Pembantaian Kejam di Sumur Angsana
Saat kondisi tidak berdaya, awak kapal tersebut diturunkan di Sumur Angsana. Di situ, mereka dibunuh dengan kejam.
“Di sana mereka dibunuh, sekalipun minta ampun. Kepala mereka dikirim ke Surosowan,” tulis De Graaf.
Surosowan adalah keraton Kesultanan Banten yang dibangun tahun 1552 dan selesai pada tahun 1570.
Di luar dugaan, Sultan Banten marah kepada prajuritnya karena tindakan kejam tersebut. Perang Banten vs Cirebon pun berakhir pada 30 Ramadan, di mana keesokannya adalah Idul Fitri. (yud/Radar Cirebon)