GARUT – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melakukan penyelidikan untuk mengungkap penyebab banjir bandang di Kecamatan Sukawening dan Karangtengah.
PVMBG pun menerjunkan tim ke lapangan untuk mencari tahu apa sebetulnya yang menyebabkan banjir bandang di dua Kecamatan itu.
Edi Mulyadi, Pejabat Fungsional PVMBG kepada wartawan mengatakan, ada sejumlah faktor yang diselidiki pihaknya di lapangan. Faktor-faktor tersebut mulai dari susunan bebatuan, bentang alam, aliran air, tata guna lahan, hingga mekanisme terjadinya banjir bandang juga penyebabnya.
Baca Juga:Aplikasi Pengaduan Online Disediakan Pemkot BanjarRekonstruksi WNA Siram Air Keras ke Istrinya di Cianjur, Polisi Temukan Fakta Baru
“Berdasarkan hasil penyelidikan, kondisi geologi di wilayah itu terdiri dari berbagai jenis batuan. Batuan yang paling atas itu merupakan batuan gembur dan rapuh. Bebatuan itu merupakan produk dari gunung api purba di wilayah itu, seperti Talaga Bodas dan Karaha Bodas,” kata Edi.
Sementara untuk kondisi bentang alam, dijelaskan Edi, wilayah tersebut adalah daerah pegunungan yang kemiringannya cukup terjal dan tengahnya lebih landai. Dari faktor bentang alam, kondisi vegetasinya relatif kurang pohon berakar kuat dan dalam, namun lebih banyak sawah dan kebun sayur.
“Saluran air yang melintasi wilayah itu cukup deras. Ada beberapa anak sungai yang bermuara di sungai yang besar,” jelasnya.
Lanjut Edi, saat hujan turun dengan ekstrem, air akan membuat celah di bebatuan lalu membuat erosi di perbukitan yang terjal dan membawa material yang rapuh. Material tersebut kemudian menjadi lumpur dan bermuara di sungai yang ada di bawahnya.
Dari hasil peninjauan di lapangan, menurut Edi, secara kasat mata ada lima longsoran yang bermuara di sungai.
“Suatu saat dia jebol, jadilah akumulasi air yang besar. Sementara kemampuan sungai untuk menampung debit air itu tidak mampu. Jadinya melebar ke mana-mana, sehingga menyapu permukiman warga di sekitar aliran sungai,” katanya.