KOTA BANDUNG — Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah Provinsi Jawa Barat Atalia Praratya Ridwan Kamil berpesan kepada para pelaku UMKM untuk mulai menentukan target pasar penjualan sesuai dengan jenis usahanya.
Hal itu diungkapkan Atalia saat memberikan motivasi kepada pelaku UMKM dalam “Pelatihan Teknis Substantif di bidang Konveksi/Menjahit bagi UMKM Anggota Dekranasda se-Jawa Barat” yang digelar Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Provinsi Jawa Barat di Ibis Pasteur Hotel, Kota Bandung, Senin (11/10/2021).
“Nah jadi hal penting yang harus dilakukan adalah Akang Teteh harus tentukan pasarnya siapa dalam menjual produk,” ujar Atalia.
Baca Juga:Sekda Paparkan Komitmen Jabar dalam Implementasi Keterbukaan Informasi Publik1.026 Warga Kelurahan Sukanegla Ikuti Vaksinasi yang Digelar DPC PDI Perjuangan Garut Bersama Puskesmas
Ia menjelaskan bahwa dalam dunia pemasaran itu terbagi dua kategori pembeli. Pertama, kelas menengah ke bawah, kedua menengah ke atas.
“Macam-macam segmen, ada high class (menengah atas) ada juga medium class (menengah ke bawah itu disesuaikan dengan kebutuhan pasar. Jadi harus mulai mengasah skill pemasaran, supaya nanti tepat sasaran penjualannya dan siapa-siapa saja yang jadi target sasaran penjualan,” imbuhnya.
Tak lupa, Atalia juga berharap kegiatan pelatihan tersebut dapat memberikan kebermanfaatan bagi pelaku UMKM di Jabar. Demi mendorong pengelolaan usaha yang akan diperjualbelikan.
“Sekali lagi saya ucapkan selamat melaksanakan pelatihan semoga yang disampaikan memberikan dampak yang luar biasa dalam pengelolaan usaha akang teteh semua,” ucap Atalia.
Selain itu, ia berkeinginan para pelaku UMKM yang hadir dapat membantu meningkatkan perekonomian keluarganya. Hal itu bisa dibantu dengan berbagi ilmu dan pengetahuan yang telah didapat dari pelatihan hari ini.
“Saya berharap kegiatan ini bisa betul-betul memberikan dampak signifikan produk UMKM di Jabar yang berdaya saing. Kita tahu UMKM memiliki peran strategis dalam pemulihan ekonomi nasional. Karena 99,9 persen pendapatan kita dari UMKM dan dianggap bisa bertahan dalam pandemi COVID-19 dan SDM-nya berada di sekitar lingkungan kita,” pungkas Atalia. (fgy/rdi)