GARUT – Jajang Firman, pelajar kelas VI di salah satu Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut ini terpaksa turun ke jalan menjadi pengamen.
Bukan tanpa alasan, hal tersebut dilakukannya karena kondisi keluarganya yang kekurangan.
Jajang bercerita bahwa ia bersama keluarganya belum lama ini pindah ke Garut dari Bandung. Selama di Garut, ia bersama keluarganya tinggal di wilayah Desa Haurpanggung, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut.
Baca Juga:Warga Sukamurni Wujudkan Impian Dede Rohmat Pemuda Disabilitas untuk Berwira UsahaKades Sukajadi Redam Gejolak Sosial dalam Pembagian Bansos Beras dengan Musyawarah
Beberapa hari saat pindah ke Garut, Jajang memilih turun ke jalan untuk menjadi pengamen bersama sejumlah teman-temannya.
“Ya ngamen begini untuk membantu kebutuhan sehari-hari orang tua di rumah. Untuk bisa punya uang jajan juga,” kata Jajang.
Menurut Jajang, selama ini ia tidak jarang mengamen bersama teman-temannya yang usianya 9 hingga 10 tahun. Langkah tersebut, diakuinya adalah inisiatifnya sendiri karena ingin membantu meringankan beban orang tuanya.
“Untuk tambah-tambah uang makan keluarga lah,” katanya.
Meski hampir setiap hari mengamen, Jajang mengaku tidak pernah meninggalkan waktu untuk belajar. Karena dirinya tidak memiliki gawai sebagai media untuk belajar daring, untuk belajar ia datang langsung ke rumah gurunya.
“Inginnya punya HP untuk belajar. Tapi sekarang ngandelin datang ke rumah guru langsung untuk bisa belajar,” kata Jajang. (vit)