Radar Garut – Lembaga penelitian Independen Valisure dari Amerika Serikat (AS) telah menemukan fakta bahwa dari penilitian dan pengujiah ternyata banyak produk pembersih tangan atau dikenal dengan Handsanitizer menganduk Benzena. Zat berbahaya penyebab Lukhemia (kanker darah)
Benzena sendiri pada penggunaannya sangat dilarang dan diawasi ketat oleh Badab Pengawas Obat dan Makanan Amerika (Food and Drug Administration, FDA)
Menurut hasil penelitian Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS , Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (IARC), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Benzena atau Benzene diketahui sebagai menyebabkan kanker pada manusia.
Kepala penelitian Kaury Kucera Valisure. Mengatakan, diketahui Benzena sebagai penghasil karsinogen (sel-sel kanker) yang dapat menyerap ke kulit dengan cepat.
Baca Juga:Kemnaker: Jumlah Pengangguran 8,75 Juta OrangBakar Uang GoTo
FDA saat ini, melarang penggunaan Benzena pada setiap produk Hansanitizer. Namun, sebelumnya, Ketika dalam keadan darurat penanganan Covid-19, FDA telah mengizinkan dengan batas tertentu.
Di negara AS, lebih dari 260 produk pembersih tangan telah di uji Valisure. Dari jumlah itu diketahui 44 sampel mengandung Benzena dengan kadar 16,1ppm.
‘’Itu artinya melebihi batasan delapan kali lipat yang diizinkan penggunaan Benzena dalam keadaan darurat,’’ucap Kaury dalam keterangan di Valisure
Pada Juni 2020, FDA kemudian memperbarui pedoman produksi pembersih hingga 2,0 ppm. Untuk memastikannya setia produsen Hansanitizer diwajibkan mengirimkan contoh agar zat berbahaya, termasuk bensin dan benzena harus sesuai standar FDA.
FDA sendiri telah menghentikan impor produk yang mengandung metanol memasuki AS. Sebab diketahui produk pembersih tangan Meksiko, mengandung 50 persen zat Benzena, Cina, 34 persen.
Untuk diketahui, Benzena adalah zat kandungan alami minyak mentah dan salah satu petrokimia esensial. Benzena diklasifikasikan sebagai hidrokarbon aromatik. Benzena kadang-kadang disingkat sebagai PhH.
Benzena adalah cairan tak berwarna, sangat mudah terbakar dan berbau harum. Keberadaannya memberi aroma khas yang biasa digunakan di SPBU.
Baca Juga:Pemakaman Jenazah Terpapar Covid-19 di Cipareuan Berjalan LancarTiap Hari Ada Pasien Covid-19 yang Meninggal
Benzena sendiri telah dibatasi hingga kurang dari 1 persen pada bensin karena diketahui sebagai karsinogen pada manusia. Aplikasi non-industrialnya telah dibatasi dengan alasan yang sama.
Toksisitas benzena pada manusia telah terbukti selama lebih dari 120 tahun. Paparan dalam jangka waktu lama akan menimbulkan kanker darah seperti leukemia.