Untuk itu, nilai-nilai takwa ini harus dijadikan sebagai kepribadian, sifat dan langkah seterusnya, baik secara kualitatif dan kuantitatif, termasuk dalam lisan dan perbuatan kita.
“Jadikan medsos menjadi sarana silaturahim, jangan menjadi sarana untuk menyebarkan hoaks, ujaran kebencian, merendahkan orang lain, serta hal-hal yang buruk, yang membuat kita untuk hilang peradaban,” ujar Haedar.
Sementara dalam konteks silaturahim, harus mengedepankan persaudaraan dan kebersamaan yang diwujudkan melalui ta’awun, terutama di era pandemi COVID-19 saat ini.
Baca Juga:Penyelesaian Konflik Palestina, Indonesia Bisa Ambil Peran Lebih BesarAnggaran Minta Maaf
“Ta’awun ini diwujudkan dengan empati dan saling berbagi. Kita harus bersumbangsih agar bisa meringankan beban, sembari terus meningkatkan kesabaran dan kesungguhan kita,” ujar Haedar Nasir.
Ia melanjutkan semua pasti tidak menginginkan pandemi seperti ini, namun harus menerima dengan bersabar dan senantiasa terus berikhtiar.
“Tunjukkan bahwa Muhammadiyah selalu berbuat di era pandemi dan ini harus disampaikan ke khalayak dengan tetap mengajak untuk tetap berdisiplin terkait protokol kesehatan,” kata dia. (ant/fin)