RADAR GARUT, JAKARTA — Sekretaris Daerah Kabupaten Sumedang Herman Suryatman meraih penghargaan Piala Adhigana dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Republik Indonesia karena menjadi tiga besar (Top Three) Pimpinan Tinggi Pratama Teladan (PPT) dalam ajang Anugerah Aparatur Sipil Negara (ASN) Tahun 2020.
Prestasi tersebut bukan hanya menjadi kebanggaan dirinya pribadi, namun juga bagi pemerintah dan masyarakat Kabupaten Sumedang.
Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Menteri PANRB RI Tjahjo Kumolo dengan disaksikan Bupati Sumedang H. Dony Ahmad Munir di Grand Hotel Ballroom 1, Hotel Sultan Senayan Jakarta, Jumat (11/12/2020).
Baca Juga:Kesulitan Mendapatkan BPJS , Juhara Warga Garut Kakinya Mengalami Pembusukan dan Tinggal Seorang DiriJalan Raya Bayongbong Perlu Perbaikan, Banyak Lubang dan Gelombang
Dalam ajang ini, Sekda Herman telah melewati rangkaian penjurian ketat dan proses yang cukup panjang, mulai dari tahapan seleksi administrasi, seleksi tiga tahap, verifikasi lapangan dan tahapan wawancara.
Diketahui, terdapat 945 orang yang diusulkan untuk tiga kategori dalam ajang tersebut, terdiri dari kategori PNS Inspiratif sebanyak 732 usulan, kategori The Future Leader sebanyak 142 usulan, dan 91 usulan pada kategori Pimpinan Pejabat Tinggi (PPT).
Dari jumlah usulan tersebut, disaring menjadi seratus besar dan dipilih TOP 10 atau sepuluh kandidat terbaik. Kemudian mengerucut sehingga hasil akhirnya terpilih tiga orang terbaik di masing-masing kategori.
Sekretaris Daerah Kabupaten Sumedang Herman Suryatman mengatakan, dari awal pendaftaran sampai masuk ke tahap tiga besar di ajang tersebut niat utamanya adalah untuk memberikan yang terbaik bagi Kabupaten Sumedang.
Dia mengatakan, saat ini Sumedang dihadapkan pada tantangan yang sangat kompleks karena di disrupsi oleh pandemi, digital dan milenial. Semuanya tidak bisa dijawab dengan cara-cara dan inovasi biasa, tetapi harus dijawab dengan ‘disruptive innovation’.
”Saat ini kita dihadapkan dengan tantangan pandemic disruption, digital disruption dan millenial disruption. Karena itu, saya bersama segenap ASN Sumedang coba menjabarkan ‘big dream’ pimpinan kami dengan mendesain satu ‘distruptive innovation’, melalui disruptive bureaucratic reform’ dan disruptive village reform’,” ungkapnya.
Dikatakan Sekda, disruptive bureaucratic reform’ dilakukan di level kabupaten dan kecamatan melalui transformasi digital dengan membangun super aplikasi e-office. Selain itu, reformasi birokrasi juga dilakukan dengan mengoptimalkan peningkatan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), di mana capaian SAKIP Pemerintah Daerah Kabupaten Sumedang bisa mencapai 67, 26. Artinya dari peringkat 27 naik menjadi peringkat ke 7 dari 27 Kabupaten/Kota se-Jawa Barat. Adapun untuk indeks SPBE dari 2,4 sekarang meningkat menjadi 4.