Ada Paguyuban Mirip Sunda Empire di Garut, Begini Kata Bakesbangpol

Ada Paguyuban Mirip Sunda Empire di Garut, Begini Kata Bakesbangpol
Wahyudijaya, Kepala Bakesbangpol Garut
0 Komentar

RadarPriangan.com, GARUT – Sebuah paguyuban di Kabupaten Garut tengah menjadi perbincangan hangat di tengah masyarakat.

Paguyuban yang dikabarkan memiliki anggota ribuan orang itu diduga memiliki kemiripan dengan Sunda Empire.

Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Garut, Wahyudijaya membenarkan perihal paguyuban tersebut. Paguyuban itu, disebutnya memiliki nama lengkap Paguyuban Tunggal Rahayu.

Baca Juga:SMP Negeri I Ciamis Persiapkan KBM Tatap MukaAtlet Tinju Pertina Kota Tasik Sparing dengan Pertina Cimahi, dalam Pertandingan Persahabatan Mengahadapi Porda

“Beberapa waktu lalu memang sempat datang ke kita mengajukan izin terkait legalitasnya,” ujar Wahyudijaya, Senin (7/9/2020).

Saat perwakilan paguyuban mengajukan izin, Wahyu mengaku bahwa pihaknya melihat sejumlah kejanggalan. Karena melihat hal tersebut, pihaknya pun kemudian melakukan penelusuran dan pemantauan terkait aktivitas paguyuban tersebut.

“Diantara kejanggalan yang kami lihat, paguyuban ini berani menggunakan burung Garuda yang diubah. Kepalanya jadi menghadap ke depan, dan tulisan Bhineka Tunggal Ika diganti dengan kalimat lain,” ucapnya.

Wahyu mengaku sempat menanyakan langsung kepada perwakilan paguban yang datang itu. Namun sayangnya, perwakilan paguyuban itu tidak bisa menjelaskan. Pihaknya pun sempat menanyakan kelengkapan administrasi lainnya, namun tidak ada jawaban yang pasti.

Wahyu mengaku sudah berkoordinasi dengan Camat Caringin untuk mengetahui lebih jauh terkait paguyuban Tunggal Rahayu itu.

“Dari informasi sementara, mereka ini baru sebatas melakukan pengajian seminggu sekali. Namun memang jumlah pengikutnya dikabarkan sudah ribuan. Mereka bukan hanya dari Kecamatan Caringin saja, ada juga dari kecamatan lainnya, termasuk dari luar Garut,” ungkapnya.

Wahyudijaya mengatakan, atas kehadiran paguyuban ini kabarnya sempat terjadi penolakan dari warga setempat. Wahyu pun menilai keberadaan paguyuban ini rawan terjadi konflik.

Baca Juga:Mulai Kekeringan, Petani di Garut Sedot Air dari Situ CangkuangKetahuan Bobol Rumah, Pria Berjimat Babak Belur Dihajar Massa

Dalam aktivitasnya sendiri, pimpinan paguyuban Tunggal Rahayu ini selalu menjanjikan materi dalam bentuk uang kepada para pengikutnya. Bahkan, kepada pengikutnya yang memiliki utang, paguyuban berjanji akan melunasi utang-utangnya.

Bahkan, uang yang dijanjikan itu akan diberikan kepada pengikutnya dari Bank Swiss.

“Sepintas, paguyuban ini mirip dengan organisasi Amalillah yang beberapa tahun lalu juga sempat menghebohkan Garut. Hanya saja, kami belum bisa memastikan apakah anggota paguyuban diwajibkan membayar iuran sebagaimana yang terjadi pada anggota Amalillah atau tidak,”jelasnya.

0 Komentar