RadarPriangan.com, GARUT – Kisah warga Kabupaten Garut yang mencuri HP demi anaknya untuk belajar secara daring menyita perhatian banyak pihak. Betapa tidak, bahwa pencurian itu sebetulnya bukan dilatar belakangi karena sifat, melainkan karena terdesak kebutuhan dan rasa cinta terhadap anak.
Atas kejadian tersebut banyak pihak yang mengunjungi kediaman A (41) warga Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut tersebut.
Diantaranya Ma’mun Gunawan, Kepala seksi sarana prasarana SD Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, Rabu (05/08/2020) yang datang menyempatkan diri untuk mengunjungi rumah A.
Baca Juga:Sempat Dinonaktifkan, Mantan Sekda Ciamis Dilantik Mengisi Jabatan Staf Ahli PerekonomianWarga Garut ini Nyuri HP Demi Sang Anak Agar Bisa Belajar di Masa Pandemi
“Begitu membaca berita dari beberapa media online, saya izin kepada pimpinan Disdik untuk berkunjung melihat kondisi keluarga Pa Ajang,” ujar Ma’mun.
Dari hasil obrolan itu, kata Ma’mun, warga Kecamatan Tarogong Kaler itu sehari-harinya bekerja sebagai buruh tani. Dia memiliki 3 orang anak.
“Anak pertama lelaki usia sekitar 16 tahun dan putus sekolah sejak kelas 2 SMP. Anak kedua perempuan baru duduk kelas 1 di MTs Negeri 1 Garut dan anak ketiga masih 4 tahu,” ujar Ma’mun.
Insyaa Allah kata Ma’mun Dinas Pendidikan memastikan anak lelaki pertama A akan disekolahkan di PKBM terdekat agar bisa tetap mengenyam pendidikan sambil bekerja di tempat cuci steam motor.
Sementara untuk Si putra kedua A sudah mendapat bantuan Android dari Kajari Garut dan Kapolsek TarKa.
“Di samping itu, Kajari Garut juga memberikan bantuan peralatan sekolah serta sembako,” imbuhnya.
Insyaa Allah kata Ma’mun Si putra kedua A akan dipantau Dinas Pendidikan agar tidak mengalami hambatan dalam mengikuti pembelajaran daring.
Baca Juga:Ridwan Kamil: Cirebon Harus Terus Kejar Capaian Tes Usap Minimal 1 Persen dari Jumlah PendudukPemprov Jabar Siap Gelontorkan Rp 2,7 Triliun untuk Pemulihan Ekonomi
Meskipun Si bersekolah di MTsN 1 Garut yang merupakan ranah Kementerian Agama, namun Dinas Pendidikan kata Ma’mun tetap memberikan bimbingan karena ini adalah masalah bersama menyangkut sosial kemanusiaan.
“Kebetulan ada pengurus PGRI Banyuresmi yang rumahnya agak dekat dengan rumah Pak Ajang, jadi selanjutnya bisa kami pantau. Saya kira, masih banyak Sinta yang lain yang kita belum tahu. Di masa pandemi saat ini, kita semua sama-sama menghadapi kesulitan dan harus saling membantu dengan solidaritas,” ujarnya.