RadarPriangan.com, GARUT – Menjelang tahun ajaran baru, pihak sekolah mulai persiapkan beberapa metode pembelajaran di tengah pandemi Covid-19, termasuk sekolah menengah kejuruan (SMK) yang perlu menekankan belajar praktek.
Konsep berbeda dari tahun lalu, proses pembelajaran saat ini disiapkan dengan dua opsi mulai dari sistem belajar di rumah atau sistem bergilir dimana 50 persen siswa belajar di sekolah dan 50 persen lainnya di rumah secara bergantian.
“Kita belum ada kepastian apakah belajar di rumah atau sekolah. Tapi mudah-mudahan bulan Juli ajaran baru bisa dimulai (dengan lebih efektif, red). Harapan kita tahun ajaran baru bisa normal (tanpa ancaman virus, red) , karena terlalu lama di rumah kasian anak juga karena bagaimana pun belajar di ruang ada berbeda,” Ujar Kepala SMKN 1 Garut, Dadang Johar Arifin usai meninjau pengumuman PPDB SMK tahap pertama, Senin (22/6/2020).
Baca Juga:Ridwan Kamil Paparkan Tiga Kunci Pembangunan NasionalPemkab Garut Siapkan Formasi Pansel Sekda
” Ajaran baru mudah-mudahan bisa diterapkan new normal, untuk pembatasan kita ada konsep misalnya dari jumlah siswa 100 persen, misalnya 50 persen bergiliran (setengah belajar di sekolah dan setengah di rumah secara bergantian, red). Tapi yang menjadi kendala sementara ini untuk penerapan konsep tersebut itu khawatir di kendaraan umumnya. Sehingga kita menunggu rambu-rambu dari Provinsi dan Kementerian Pendidikan,” tambahnya.
Persiapan menjelang tahun ajaran baru, sekolahnya pun memperketat protokol kesehatan termasuk bagi para orang tua yang mengantarkan anaknya daftar.
Lanjutnya, pada PPDB tahap pertama, sebanyak 648 orang telah mendaftar ke berbagai jurusan di sekolahnya. Dari jumlah tersebut yang diterima sekitar 485 orang. Sementara sekitar 163 pendaftar lainnya tidak diterima namun bisa kembali mendaftar di tahap dua atau melalui jalur akademik.
“Ada tahap dua, nanti kuota 40 persen dari 864 jumlah siswa yang diterima,” pungkasnya. (erf)