“Kemudian mayoritas (pemerintahan) di Indonesia saat ini dalam pandangan kami ada di Birokrasi 2.0, yaitu berdasarkan performance based atau kinerja, ada award Adipura, berbagai penghargaan, dan lainnya. Jadi sifatnya reward-punishment, tapi birokrasinya masih menganggap bahwa semua urusan adalah urusan birokrasi, itu kelemahannya sehingga tidak kolaboratif,” ucapnya.
Program Pendidikan Reguler Angkatan LXI Lemhanas kali ini mengangkat tema ‘Kompetensi Birokrat di Daerah dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0’. Menurut Kang Emil, seorang birokrat mesti bisa menyesuaikan diri dengan perubahan yang ada apabila ingin sukses dan menjadi pemenang zaman.
“Tentang kompetensi birokrat. Intinya bahwa kita ini mencoba untuk selalu relevan. Siapa yang tidak mau berubah dia pasti ketinggalan, siapa yang konsisten melakukan perubahan dan beradaptasi dia akan relevan dan menjadi pemenang,” katanya.
Baca Juga:Azrul Ananda vs Dahlan Iskan, Siapa Yang Lebih Bonek?Berkunjung ke Garut, Menteri Edhy Targetkan Pantai Selatan jadi Sentra Tambak Udang
Maka itu, Kang Emil menekankan, Aparatur Sipil Negara (ASN) Jabar harus memiliki tiga nilai, yakni berintegritas, melayani dengan sepenuh hati, dan profesional.(rls/Humas Jabar)