RADAR GARUT, LAMPUNG – Fikri Arif, warga Telukbetung Utara, Bandarlampung hanya bisa geleng-geleng kepala saat mendapati tagihan listriknya mendadak melonjak hingga Rp3,6 juta. Padahal, biasanya Fikri hanya membayar sekitar Rp200 ribu sampai Rp300 ribu untuk penggunaan standar.
“Di bulan Mei kemarin, mungkin karena tidak ada pengecekan meteran dari PLN, jadi saya hanya bayar biaya beban sekitar Rp60 ribuan. Terus tiba-tiba di bulan Juni saya mau bayar, tagihannya jadi naik sampai Rp3,6 juta,“ katanya, Jumat (12/6/3020) seperti dilansir dari Radar Lampung.
Padahal, kata dia, dirinya sudah berusaha melakukan penghematan saat menggunakan listrik dengan tidak menggunakan AC dan menggunakan lampu seperlunya. Dirinya juga menyayangkan, lantaran tidak ada pemberitahuan dari PLN sebelumnya jika tagihannya akan membengkak hebat.
Baca Juga:Warga Desa Neglasari Garut Silahkan Lapor Kades jika Kelaparan atau TerlantarGubernur Jabar Lantik 15 Pimpinan Tinggi Pratama
Fikri juga mengatakan, dia telah mengadukan hal tersebut pada pihak PLN. Namun hingga saat ini belum mendapatkan penjelasan terkait alasan melonjaknya tagihan penggunaan listrik miliknya.
“Kemarin saya sudah mengadukan ini ke PLN, mereka bilang tunggu sampai tanggal 10 Juni, mungkin akan ada perubahan tarif karena mereka melakukan perhitungan ulang. Tapi sampai sekarang belum ada perubahan dan nilainya tetap Rp3,6 juta,“ tandasnya.
Terkait ini, Manager Komunikasi PLN UID Lampung, Junarwin mengatakan, pada bulan Maret dan April lalu, pihaknya memang tidak melakukan pembacaan meteran lantaran adanya imbauan dari pemerintah untuk melakulan social distancing berkenaan dengan pandemi covid-19.
Pihaknya juga memberlakukan pembacaan meteran mandiri. Namun lantaran banyaknya masyarakat yang tidak mengirimkan hasil pembacaan meter mandiri tersebut, PLN kemudian berinisiatif untuk melakukan perhitungan rata-rata penggunaan listrik pelanggan selama tiga bulan terakhir.
“Nah pada saat dilakukan evaluasi tersebut, ada yang pemakaiannya besar tapi membayar lebih sedikit dari pemakaiannya karena hanya diambil rata-rata. Tapi ada juga yang pemakaiannya sedikit tapi membayar lebih besar karena dihitung rata-rata,“ katanya.
Sambung dia, jika perhitungan rata-ratanya lebih besar dari pemakaian, maka di bulan Juni pasti biaya yang dikeluarkan akan lebih kecil. Namun jika pemakaiannya ternyata lebih besar dari perhitungan rata-rata, otomatis pelanggan akan membayar lebih besar di bulan selanjutnya.