RadarPriangan.com, GARUT – Warga Kabupaten Garut dikabarkan terdampar di Provinsi Papua. Mereka tak bisa pulang dikarenakan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diterapkan Pemerintah Provinsi Papua.
Kabar tersebut dibenarkan Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Garut, Muksin.
Pemkab Garut jelas Muksin, turut prihatin dengan nasib yang mereka alami saat ini dan berusaha akan memulangkannya.
Baca Juga:50 Keluarga di Kecamatan Sucinaraja Mundur dari Penerima PKHRidwan Kamil Apresiasi Media Massa
“Benar, kami telah mendapatkan laporan adanya sejumlah warga Garut yang saat ini terdampar di daerah Papua. Kami telah berkoordinasi dengan koordinator warga Garut yang ada di Papua, Asep Kuswara,” ujar Muksin, Selasa (9/6/2020).
Pemkab Garut lanjut Muksin telah meminta kepada Asep agar dilakukan pendataan jumlah warga Garut yang saat ini terdampar di Papua. Disampaikan pula adanya rencana Pemkab Garut untuk membantu memulangkan mereka.
Menurut Muksin, berdasarkan hasil pendataan yang dilakukan, diperoleh keteerangan jika saat ini ada 19 warga Garut yang terdampar di Papua dan menginginkan segera pulang ke Garut. Bahkan identitas ke 19 warga Garut itupun saat ini sudah dikantongi Pemkab Garut.
Muksin menyebutkan, sebelumnya 19 warga Garut itu beragkat ke Papua untuk bekerja dan berusaha. Namun mereka terdiri dari beberapa kelompok, ada yang kelompok bekerja di proyek pembangun kandang ayam, tukang pangkas rambut, jualan dan pasang plafon rumah, serta ada juga yang berjualan kacamata.
“Sebenarnya, di sana mereka mempunyai penghasilan karena semuanya punya usaha dan pekerjaan. Namun ketika pekerjaan mereka selesai, mereka tak bisa pulang karena terbentur aturan PSBB yang diterapkan pemerintah setempat,” katanya.
Disampaikan Muksin, bandara di Papua tutup seiring dengan adanya kebijakan penerapan PSBB di Papua. Hal inilah yang membuat mereka tak bisa pulang sehingga terpaksa harus bertahan di Papua.
Akibatnya, persedian perbekalan mereka pun terus menipis. Uang hasil mereka bekerja terpaksa terus digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari meskipun di Papua, mereka juga mendapatkan bantuan dari Paguyuban Sunda Ngumbara yang ada di sana.
Baca Juga:Gubernur Jabar Ridwan Kamil Catat Pesan Presiden Tanggulangi COVID-19Kepsek: Pistol Hanya Untuk Membela Diri, Kalau Terjadi Hal yang Tidak Diinginkan
Masih menurut Muksin, pihaknya juga telah meminta Asep untuk mencari informasi kapan bandara di Papua akan mulai dibuka kembali dan kapan mulai ada jadwal penerbangan. Selain itu, pihaknya juga telah mengiventarisir kebutuhan untuk tiket serta kebutuhan lainnya untuk keperluan kepulangan 19 warga ke Garut.