GARUT– Kasus penyiksaan dan pelarungan jenazah warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi anak buah kapal (ABK) di kapal berbendera China kembali terjadi. Kali ini diduga terjadi di perairan Somalia
Video pelarungan jenazah WNI inipun kemudian beredar di media sosial. Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha menegaskan pihaknya telah menindaklanjuti tiga video pelarungan jenazah anak buah kapal (ABK) diduga WNI, yang beredar di media sosial
“Belum diketahui secara jelas identitas jenazah yang dilarung maupun rekan-rekan kerja almarhum. Informasi sementara menyebutkan para ABK berasal dari Indonesia dan lokasi pelarungan di perairan Somalia,” ujarnya melalui pesan singkat, Minggu (17/5/2020).
Baca Juga:Level Kewaspadaan Daerah di Jabar Ditentukan Hasil KajianKamar Dagang Berbagai Negara Apresiasi Upaya Jabar Tanggulangi COVID-19
Dijelaskannya, dalam salah satu video yang diunggah Suwarno Cano Swe melalui akun Facebook-nya, tampak tiga ABK sedang membantu seorang ABK lain untuk berdiri. Karena tidak mampu menggerakkan badannya, akhirnya ABK tersebut digendong.
Para ABK tersebut berkomunikasi menggunakan bahasa Jawa Banyumasan atau logat ngapak.
untuk video yang kedua, lanjutnya, memperlihatkan tiga orang yang berbicara bahasa Mandarin, sedang membungkus jenazah ABK. Tidak jelas siapa ABK tersebut.
Dan di video ketiga, jenazah ABK yang telah terbungkus itu dilarung ke laut.
Sebagai tindaklanjut terkait kasus tersebut, Judha menyebut pihaknya telah menghubungi akun media sosial yang pertama kali mengunggah video tersebut. Sayangnya belum ada informasi lebih detail yang diperoleh.
“KBRI Beijing dan KBRI Nairobi juga tengah mencari informasi mengenai kejadian ini kepada otoritas setempat,” tegas Judha.
Terpisah Koordinator Nasional Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia, Moh Abdi Suhufan meminta pemerintah dapat mengusut tuntas kasus tersebut.
Baca Juga:Mumad dan Anaknya Tinggal di Gubuk Reyot, Pulang dari Merantau Tak Punya RumahMeski Dikeluhkan, Dinkes Garut Tetap Pakai Rapid Test Viva Diag
“Kalau penelusurannya melalui pengecekan facebook ABK yang mengunggah tidak akan ketemu sebab yang bersangkutan sedang berlayar menuju China. Mestinya bisa ditelusuri lewat agen yang memberangkatkan dan laporan awal korban,” katanya dalam keterangannya.
Menurut informasi yang diterimanya yang masuk ke Fisher Center Bitung, pelarungan terjadi pada 16 Januari 2020 di laut Somalia.
Sebelum mengalami kematian, menurut Abdi, ABK yang diketahui bernama Herdianto tersebut terindikasi mengalami penganiayaan yang mengarah kepada dugaan kerja paksa, di mana dalam kondisi sakit tetap dipaksa bekerja di kapal Luqing Yuan Yu 623.