Tukang Sol Sepatu di Garut Ini, Penghasilan 50ribu Harus Hidupi 11 Anak

sol sepatu
sol sepatu
0 Komentar

GARUT – Enur (57) warga asal Lebak Sari, Kelurahan Lebak Jaya, Kecamatan Karangpawitan, Kabupaten Garut, sejak tahun 1991 harus mengais rezeki dengan menjadi tukang sol sepatu, demi menyambung hidup dan menafkahi 13 anaknya.

Enur mengatakan, bahwa dirinya pernah menjadi tukang sol sepatu di daerah Tangerang dan juga Bekasi, sebelum akhirnya harus kembali ke kampung halamanya di Garut.

“Dulu tahun 1991 sampai 1999 jadi tukang sol di Tangerang, terus pindah ke Bekasi sampai tahun 2010, di sana saya ngontrak, setelah itu baru ke Garut,” katanya.

Baca Juga:Ketua IPSI Garut Sebut Perhatian Pemkab Hanya Alakadarnya, Padahal Raihan Medali Pencak Silat Paling BanyakPPPK Paruh Waktu Ditolak Kemendikbud, FAGAR Usulkan 2.000 Honorer Masuk PPPK dengan Gaji Full

Ia menyebutkan, bahwa saat ini ia sudah memiliki 13 anak yang terdiri dari 5 laki-laki dan 8 perempuan.

” Semuanya 13, anak kesatu dan kedua perempuan, keduanya saat ini sudah menikah. Jadi yang masih tinggal sama saya 11 anak lagi, yang 2 dibawa suaminya,” Ujar Enur.

Menurutnya, saat ini Ia harus berkeliling banting tulang sendiri demi mencari sesuap nasi untuk menafkahi 11 anaknya yang saat ini semua anaknya belum ada yang memiliki penghasilan ataupun bekerja.

“Boro-boro, belum ada yang bekerja, ada yang masih sekolah SD dan ada yang sudah berhenti dari SMP, ya tidak dilanjutkan sekolahnya. Kalau yang paling kecil usianya 6 bulan,” lanjutnya.

Enur mengaku, bahwa Ia harus berkeliling mencari orang yang sepatu atau sandalnya mau di sol itu dari mulai jam 8 pagi sampai jam 6 sore dengan penghasilan hanya Rp. 50.000, bahkan menurutnya hingga sepekan menjelang bulan puasa juga penghasilanya hanya segitu saja belum ada peningkatan, “Boro-boro dapat ratusan, biasanya hanya 50ribu, itu juga dapat 50ribu tidak setiap hari,” ujarnya.

Dengan penghasilan yang pas-pasan itu Ia merasa sangat kesulitan, ia juga mengaku bahwa setiap harinya butuh sekitar 2,5 kilo beras untuk dibawa kerumahnya.

“Setiap hari beli beras 2,5 kilo untuk dibawa ke rumah, mun bebenangan 50rebu teh beak weh ku beas hungkul ge acan jajan budak jeung nu sejena,” ungkapnya.

Baca Juga:Pasar Limbangan Garut Siap Sambut Bulan Suci Ramadhan dengan Persiapan Keamanan dan Beragam KomoditiDisperindag ESDM Garut Khawatir dengan Kenaikan Bahan Pokok Menjelang Ramadhan, Begini Antisipasinya

Dengan begitu, Ia berharap beberapa hari menjelang puasa hingga nanti menjelang Lebaran bisa mendapatkan penghasilan yang lebih meningkat lagi, “biasanya kalau sudah dekat puasa atau mau lebaran biasa dapat 100ribu sampai 200an per harinya. Ya, mudah-mudahan, “pungkasnya. (Ale)

0 Komentar