The New York Times: Tantangan Jika Prabowo Menjadi Presiden, Ancaman terhadap Demokrasi di Indonesia

The New York Times: Tantangan Jika Prabowo Menjadi Presiden, Ancaman terhadap Demokrasi di Indonesia
The New York Times: Tantangan Jika Prabowo Menjadi Presiden, Ancaman terhadap Demokrasi di Indonesia (Sumber dari youtube KOMPASTV)
0 Komentar

RADAR GARUT- Berikut The New York Times: Tantangan Jika Prabowo Menjadi Presiden, Ancaman terhadap Demokrasi di Indonesia, untuk itu juga simak artikel ini hingga selesai ya.

Dalam sorotan New York Times (NYT) terhadap calon presiden Indonesia nomor urut 2, Prabowo Subianto, muncul pertanyaan serius mengenai nasib demokrasi di negara tersebut.

Dalam artikel berjudul “Why This Presidential Front-Runner Is Stirring Fears of the ‘Death of Democracy’”, NYT memaparkan pandangan sejumlah kritikus yang menilai bahwa kemenangan Prabowo dapat mengancam fondasi demokrasi di Indonesia.

Baca Juga:Amalkan Doa Minta Jodoh Terbaik Kamu yang Sedang Berusaha Mencari Pasangan Hidup7 Produk yang Cocok dijual Online untuk Bisnis Sukses, Bisa Bikin Untuk Banyak Loh!

Hendardi, Direktur Setara Institute for Democracy and Peace, menyatakan bahwa apabila Prabowo terpilih, demokrasi di Indonesia akan “mati”.

Hal ini dikaitkan dengan dugaan keterlibatan Prabowo dalam penculikan aktivis pro-demokrasi pada 1998 dan kekejaman selama pendudukan militer di Timor Timur.

NYT menyoroti karakter kuat Prabowo yang terbentuk pada masa pemerintahan “diktator” Soeharto, mertuanya.

Meski Prabowo telah mencoba bertransformasi menjadi pemimpin demokratis dalam dua dekade terakhir, pendapat Hendardi mengindikasikan kekhawatiran terhadap potensi ancaman terhadap demokrasi jika Prabowo terpilih.

Dalam artikel tersebut, NYT mencatat bahwa Prabowo saat ini memimpin dalam berbagai jajak pendapat menjelang pemilihan presiden Februari 2024.

Meskipun demikian, Hendardi mengakui bahwa dukungan terhadap Prabowo semakin kuat, sulit untuk dihentikan, dan kini mencapai puncaknya.

Tetapi, peluang Prabowo untuk memenangkan pemilu pertama pada 14 Februari terlihat belum memadai, mengingat survei menunjukkan bahwa ia hanya memperoleh sekitar 46 persen suara.

Baca Juga:10 Parfum Pria Tahan Lama Terbaik yang Bikin Cewek Nempel Terus!7 Cara Mengatasi Mata Panda! Ini Penyebab Cara Alami dan Perawatan Kulit yang Efektif, Bisa Anda Coba Dirumah

Ini berarti Prabowo kemungkinan besar akan menghadapi putaran kedua pada Juni, dengan persaingan yang lebih ketat.

NYT mencatat bahwa Prabowo selama kampanye mencoba menepis kekhawatiran masyarakat terkait rekam jejaknya.

Meski demikian, sifat aslinya terlihat pada debat presiden 7 Januari, ketika ia berbicara tentang pentingnya memiliki militer yang kuat untuk mencegah penindasan, seperti yang terjadi di Gaza.

Pilihan pemilih antara Prabowo, mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo membuat pemilihan ini semakin menarik.

Prabowo harus memperoleh setidaknya 51 persen suara untuk memenangkan pemilu pada 14 Februari.

NYT juga mencatat bahwa Prabowo, yang dianggap sebagai simbol pemerintahan Soeharto, telah terhindar dari konsekuensi hukum terkait pelanggaran hak asasi manusia, meskipun Amerika Serikat pernah melarangnya masuk ke negara tersebut.

0 Komentar