Protes Omicron

Protes Omicron
Protes Omicron. (Dahlan Iskan)
0 Komentar

Oleh: Dahlan Iskan

SAYA diprotes beberapa teman: Disway edisi kemarin dianggap meremehkan Omicron.

Nicky, salah satu responden survei itu, kemarin, ternyata positif Covid-19 entah varian apa. Dia tidak merasa apa-apa. Dia harus tes karena teman sekantornya positif. Maka dia pun tes: positif.

Sampai tadi malam Nicky tidak merasa apa-apa. Tidak demam, tidak batuk, tidak merasakan perbedaan apa pun.

Dia belum pernah vaksin karena pegang komitmen sebagai relawan Vaksin Nusantara. Pekan lalu, dari VakNus meneleponnya: sudah boleh vaksin apa saja. Nicky pun sudah siap-siap ingin jadi relawan vaksin Merah Putih-nya Unair. Ternyata keduluan divaksin oleh Tuhan.

Baca Juga:Ali, Penjual Bakso Ikan Dikabarkan Hilang Sejak Belanja ke Pasar Ciawitali GarutFadjroel Rachman Disemprot Netizen Karena Komentari Foto Cinta Laura Pakai Bikini

Saya satu mobil dengan Nicky sehari sebelumnya. Selama 6 jam Surabaya-Tuban pulang pergi. Bersama istri dan Kang Sahidin. Saya terus memonitor keadaan istri: tidak apa-apa dan semoga tidak apa-apa. Waktu saya kena Covid tahun lalu, istri saya juga tetap negatif.

Istri saya sudah tiga kali vaksin. Saya sendiri sudah lima kali vaksin: oleh Tuhan, oleh dr Terawan, dua kali Sinovac, dan booster Sinovac lagi.

Kemarin, sampai di kantor Jakarta, saya dapat laporan: tiga orang karyawan terkena Covid. Dua sudah sembuh. Tanpa masuk rumah sakit. Yang satu masih tunggu hasil tes kedua: juga tidak masuk RS.

Salah satu dari tiga orang itu pernah kena Covid Januari tahun lalu. Demikian juga istrinya yang lagi hamil 8 bulan. Lalu mertua perempuannya. Tiga-tiganya masuk RS selama satu minggu. Sembuh.

Di era Omicron ini lebih banyak lagi di keluarga karyawan itu yang kena Covid: seisi rumah, enam orang. Istrinya kena, mertua laki-laki kena, keponakan kena, si bayi yang tahun lalu masih dalam kandungan itu juga kena. Hanya mertua perempuan, yang setahun lalu terkena Covid, kali ini tidak kena.

Kemarin, enam orang itu sudah sembuh semua. “Kami demam hanya sehari saja,” katanya. “Suhu badan 38 derajat,” tambahnya.

Saat merasa demam itu, ia mengirim pesan ke dokter. Minta obat. Setelah ditanya segala macam gejala, dokter memberi tiga jenis obat: penurun panas, antibiotik, dan obat batuk. Keesokan harinya reda. Tinggal tunggu negatif.

0 Komentar