Pengrajin Kulit di Banyuresmi Merasakan Dampak yang Berat dari PPKM Darurat

Pengrajin Kulit di Banyuresmi Merasakan Dampak yang Berat dari PPKM Darurat
0 Komentar

GARUT – Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat di Kabupaten Garut diperuntukan untuk menekan laju penularan Covid-19 yang saat ini tengah meningkat. Namun pembatasan ini menjadi suatu maslah sendiri sehingga memunculkan berbagai dampak ekonomi di masyarakat.

Seperti halnya yang dialami pengrajin jaket kulit di Desa Banyuresmi, Kecamatan Banyuresmi, Elis. Saat ini penjualan jaket kulit Elis menurun, apalagi toko jaket kulit yang ada di kota saat ini telah ditutup karena PPKM.

“ Pengiriman hanya jarak dekat saja karena kota ditutup dan paling online,” tandasnya.

Baca Juga:Kuswendi Mantan Kadispora Garut Meninggal DuniaPPKM Mampu Kendalikan Laju Covid-19 dan Menjaga Kehidupan Masyarakat

Di sisi lain, karyawan yang bekerja harus bekerja di rumah masing-masing karena tidak diperbolehkan berkerumun.

“ Saat ini pegawai harus bekerja di rumah masing-masing, mesin dibawa satu per satu ke rumahnya, karena ada pengontrolan dari pihak desa yang tidak diperbolehkan adanya berkerumun lebih dari 10 orang,” ucap Elis, Kamis (22/7/2021).

Sementara Kepala Desa Banyuresmi, Ahmad Hidayat, membenarkan adanya keterbatasan usaha masyarakat selama PPKM.

Desa sendiri sudah berusaha untuk membantu masyarakat agar bisa mengurangi dampak dari PPKM darurat.

“ Kami sebagai pemerintah hanya kontroling seperti kegiatan ekonomi masyarakat, saya juga berusaha untuk membantu tidak hanya berbentuk materi tapi bentuk yang lain seperti halnya diaktifkan di parkiran,” ucapnya.

Menurutnya, di pihak desa pun ada kontrol dari muspika maupun dari pemda Garut. Sehingga desa pun melakukan hal yang sama kepada masyarakat.

“ Memang itu menjadi problema, dari pemerintah desa saya cuma bisa membantu sedikit-sedikit untuk membantu yang terkena dampak,” pungkasnya.(fit)

0 Komentar