Pembimbing Haji dan KBIHU Diajak BPKH Sosialisasikan Biaya Haji Berkeadilan dan Berkelanjutan

Pembimbing Haji dan KBIHU Diajak BPKH Sosialisasikan Biaya Haji Berkeadilan dan Berkelanjutan
DISKUSI. BPKH menggelar diskusi publik dengan tema pengelolaan keuangan haji yang berkeadilan, berkelanjutan dan penguatan ekosistem Perhajian Indonesia melalui pembimbing haji dan KBIHU.
3 Komentar

“Sehingga informasi tentang penyelenggaraan ibadah haji dan pengelola keuangan haji yang berkeadilan dan berkelanjutan juga akan lebih terdiseminasi kepada seluruh calon jemaah haji baik yang berangkat pada tahun berjalan maupun yang masuk ke dalam waiting list,”tutur dia.

Sementara itu, anggota BPKH, Indra Gunawan menyampaikan bahwa pembimbing ibadah haji dan KBIHU menjadi ujung tombak dalam mengajak dan mengunggah jemaah untuk berangkat haji. Sehingga mereka dirasa mampu untuk menyampaikan pengelolaan dana haji oleh BPKH yang transparan dan akuntabel kepada masyarakat.

“Sekarang sudah kita sampaikan hampir Rp. 30 triliun dana yang untuk berangkat dan juga dana untuk jemaah tunggu. Ada tabungan Rp. 33,5 T, ada Rp.62,5 T itu nilai tambah dari BPKH untuk jamaah, nah mereka sudah jelas akhirnya tidak ada keraguan kita sudah transparan,”ujarnya.

Baca Juga:Koramil Samarang Gelar Karya Bhakti, Bongkar Rutilahu di PasirwangiRefleksi Beragama 07, Rumus Taqwa

Turut hadir, Direktur Bina Haji Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU), Kemenag RI, Arsyad Hidayat yang mengatakan bahwa ada sebanyak 64 ribu jemaah lansia yang akan berangkat tahun 2023. Sehingga, dia meminta kepada pembimbing haji dan KBIHU untuk memberikan  latihan fisik dalam pembinaan manasik ke depan.

“Saya meminta disamping kita memberikan manasik yang sifatnya baca-bacaan, dzikir, tahmid, tahlil, tasbih atau doa-doa. Saya minta para pembimbing membina jemaah itu latihan fisiknya,”katanya.

Menurutnya hal ini penting dilakukan mengingat seluruh rangkaian wajib ibadah haji membutuhkan kondisi yang fit. Diantaranya seperti melaksanakan mabit di Mina, lempar jumrah hingga wukuf di Arafah.

“Malah kalau saya melihat ibadah haji ibadah fisik nya lebih dominan maka pelatihan yang sifatnya fisik itu menurut saya harga yang tidak bisa ditawar lagi,”ujarnya.

Selain itu, turut hadir narasumber lainnya dalam diskusi publik tersebut yaitu: Pengamat Haji-Ketua Pusat Rabithah Haji, DR. Ade Marfudin, Kepala Pusat Kesehatan haji, Lilik Marhendra Susilo Ak.MM, Ketua FKKBIHU, DR. KH. Manarul Hidayat. (rls/red)

Laman:

1 2
3 Komentar