Mak Edi

Mak Edi
Ilustrasi Ketua Dewan Pers Prof Azyumardi Azra wafat.-disway.id-
0 Komentar

Rizky Dwinanto

Wartawan seperti Fatih kemungkinan masih banyaaaaaaaak. Media seperti samarindakita.com yang langka

dabaik kuy

…nitip buat al fatih jgn spt abah dis… setelah media maju … gaji karyawan tetap kecil krn dipakai dulu utk ekspansi bisnis… (bikin banyak media di kota lain, bikin percetakan, pabrik kertas, gedung graha pena…dll) gak blh gitu…. karyawan naikan dulu gaji nya… ekspansi bisnis belakangan… akhirnya abah malah dihianati karyawan nya sendiri setelah para karyawan jd pimpinan di jp dan abah dis pensiun…. ci we…, le..kus dll byk yg khianati abah… krn abah juga terlambat naikin gaji karyawan… ya impas lah… utk al fatih… kalau sdh maju. .. sdh jd direktur…..utamakan kenaikan gaji karyawan…. ingat manusia itu lbh utama dr perusahaan.. jgn khianatu karyawan spy tua nya kamu gak dihianati…

hariri almanduri

Wadaw..diintimidasi didepan polisi tapi polisinya gak lihat apa apa? Teruslah seperti itu..! Setiap diantara kalian buang kotoran, yang lain akan menutupinya dengan tissu tipis. Teruslah seperti itu sampai tidak ada sejengkal pun bagi rakyat untuk berpijak. Dan pada titik inilah gerakan people power mendapat legitimasi

balagak nia

Baca Juga:Keistimewaan Membaca Surat Al Kahfi Setiap Jumat, Temukan disiniSiapa Membunuh Putri (21) – Kode Etik

Nurkholis Lamauu wartawan berita online cermat.co.id, menulis opini di cermat.co.id tgl 30 Agt 2022 dengan judul “Hirup Batu Bara dapat Pahala”. Tulisan tersebut hanya bertahan beberapa jam karena dipaksa untuk dihapus oleh adik kandung Wakil Walikota Tidore Malut, esoknya Nurkholis didatangi ke rumahnya dan dipukul oleh keponakan Wawali. Ketika melaporkan kejadian tersebut ke Polres Tidore, Nurkholis didatangi oleh Wawali dan diintimidasi oleh Wawali di depan polisi. Abah sebaiknya angkat kasus ini, karena kesannya sekarang didiamin oleh polisi meskipun sudah dilaporkan oleh AJI Maluku Utara. Bisa gugling untuk lebih jelasnya.

yea aina

Hampir sama yang dipesankan Pak Indrayana Idris kepada Mas Dur: kebebasan pers adalah milik publik, rakyat yang merdeka. Para jurnalis yang memanfaatkan, meminjamnya dari publik. Tentunya demi kepentingan rakyat, pemilik kemerdekaan pers tersebut.

0 Komentar