Jika Amandemen UUD45 Dilakukan, Pilpres 2024 Jokowi Bisa Gandeng Prabowo sebagi Wakil

Jika Amandemen UUD45 Dilakukan, Pilpres 2024 Jokowi Bisa Gandeng Prabowo sebagi Wakil
Presiden Joko Widodo bersama Menteri Pertahanan Prabowo Subianto saat Rapat Pimpinan (Rapim) jajaran Kemenhan, TNI dan Polri di Gedung Kemenhan, Jakarta, Kamis (23/1). Presiden mengingatkan dengan anggaran mencapai Rp 127 Triliun, Kemenhan harus mampu mengelola secara efisien, bersih dan tidak boleh lagi ada mark up.foto-foto: Dok Kemenhan/Sekretariat Kabinet
0 Komentar

Radar Garut , JAKARTA Direktur Eksekutif Indo Barometer, M.Qodari memprediksi PDI-P dan Partai Gerindra bakal berkoalisi di Pilpres 2024.

Setidaknya, menurut Qodari, ada beberapa opsi formasi jika dua partai ini berpasangan.

Selain peluang Puan Maharani dan Prabowo Subianto dipasangkan, Presiden Joko Widodo atau Jokowi juga berpeluang maju menggandeng Prabowo Subianto sebagai wakilnya. Itupun apabila amandemen UU 1945 terjadi.

Baca Juga:Kronologi Penyerangan Polsubsektor OksamolYudha, Anggota DPRD Garut Gotong Royong Bangun Rumah Jompo di Kampung Sindangwargi

“Jadi Jokowi – Prabowo menuju 2024 yang akan datang dan kemungkinannya akan melawan kotak kosong karena kalau Jokowi dan Prabowo bergabung maka kemungkinan partai politik yang tersisa tidak bisa memenuhi syarat 20% pengajuan calon,” papar Qodari, Jumat (28/5).

Dia melanjutkan, namun bila amandemen UUD 1945 tidak terjadi, maka Jokowi tidak akan kembali maju tiga periode. Dengan begitu, sosok Prabowo Subianto akan dijadikan Calon Presiden dan disandingkan dengan calon wakil presiden dari PDI-P.

Soal siapa yang akan dimajukan masih menunggu analisa dan keputusan dari Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.

“Opsi yang paling mungkin saat ini adalah Puan Maharani tetapi belum tau ya, karena perjalanan politik menuju pendaftaran calon bulan Juni 2023 masih 2 tahun lagi. Yang jelas bukan dengan Ganjar Pranowo karena Ganjar sudah dianggap offside dan bertentangan dengan PDIP Pusat,” jelas Qodari yang juga deklarator pasangan Jokowi-Prabowo 2024 ini.

Lebih jauh, Qodari menilai, PDI-P dan Gerindra memiliki kesamaan ideologi dan kedekatan dari sisi histori. Yaitu sama-sama mengusung ideologi nasionalis-proteksionis.

“Kedekatan ideologi antara PDIP dengan Gerindra sama-sama partai nasionalis proteksionis, itu istilah saya untuk menggambarkan suatu spektrum ideologi yang nasionalis yang berusaha memproteksi kalangan kelas menengah kebawah, berbeda dengan nasionalis pro kapital atau pasar bebas,” ungkap Qodari.

Qodari menjelaskan tentang sejarah hubungan PDIP dan Gerindra. Di mana ada kedekatan pribadi antara Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto yang bukan saja baru kemarin sore terjalin, melainkan memiliki kesejarahan yang panjang.

Baca Juga:Tax Amnesty Jilid II Benar-Benar Menguntungkan Negara?Hati-hati! Produk Handsanitizer Mengandung Zat Benzena, Bahan Kimia Penyebab Kanker Darah!

Dia menilai ada peran penting dari Megawati terhadap kepulangan Prabowo ke tanah air dari luar negeri.

“Hubungan kesejarahannya panjang, kepulangan Pak Prabowo ke Indonesia itu ada peran Ibu Mega dan Pak Taufik Kiemas almarhum dan menurut saya itu tidak bisa dilupakan dan tidak mungkin dilupakan,” bebernya.

0 Komentar