Garut Memiliki Ancaman Kebencanaan Hidrometeorologi yang Lengkap

Garut Memiliki Ancaman Kebencanaan Hidrometeorologi yang Lengkap
ilustrasi (pixabay)
0 Komentar

GARUT – Kabupaten Garut memiliki ancaman kebencanaan hidrometeorologi yang lengkap, diantaranya curah hujan yang tinggi dan pergerakan tanah.

Maka untuk mengatasinya harus dilakukan mitigasi bencana secara teknokratik juga melakukan sosialisasi dengan masyarakat bagaimana cara mengantisipasi bilamana terjadinya bencana sehingga risikonya bisa dikurangi.

Pada saat gelar apel kesiagaan bencana, Bupati Garut juga meminta kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Garut untuk meningkatkan petunjuk dan arahan serta sistem operasional prosedur yang menyangkut kebencanaan. Karena kebencanaan merupakan masalah kemanusiaan.

Baca Juga:Kades Padaawas Bangun Sport Center di Lapang Korea, Namun Terkendala PandemiAirlangga Sebut SDM Kunci Kemajuan Bangsa Indonesia di Masa Depan

Kepala BPBD Garut, Satria Budi sendiri sudah mengantisipasi hal-hal yang berkaitan informasi bencana hidrometeorologi. Dasar tersebut dijadikan acuan bahan mitigasi bencana agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diharapkan.

Dikatakannya, semua stakeholder di tiap kecamatan sudah siap baik pemerintah maupun masyarakat karena penanganan bencana ini tidak bisa sendiri-sendiri.

Semua pihak harus terlibat menangani bencana baik unsur pemerintah, masyarakat serta akademisi untuk memberikan edukasi terhadap masyarakat berkaitan dengan kesiapsiagaan mitigasi bencana.

“ Jadi kita telah membuatkan surat ditujukan kepada unsur forkopimcam Kecamatan untuk menginventarisir kejadian-kejadian yang sudah lalu diinventarisir lagi hal-hal yang tidak diharapkan kita lakukan cepat misalkan di daerah selatan apa yang banjir longsor,” ucapnya, Minggu (10/10/21).

Saat ini pihaknya akan memetakan mulai dari evakuasi dan terus melihat pemukiman di tingkat kecamatan untuk banjir dan longsor. Terutama yang kerap terjdai di Selatan.

“ Kita fokuskan di selatan karena tingkat kerentanan secara demografis bisa secara topografis, juga inventarisir kejadian-kejadian yang tahun lalu Wilayah selatan banyak terjadi bencana,” ujar Satria Budi.

Ia juga berharap masyarakat harus sudah bisa terlibat di dalam penanggulangan bencana. Masyarakat harus bisa secara mandiri ketika hal-hal yang tidak diharapkan tersebut terjadi.(fit)

0 Komentar