Anak Bupati Garut Tak Diterima di Sekolah Favorit

0 Komentar

GARUT– Anak bungsu Bupati Garut Rudy Gunawan tidak diterima masuk sekolah favorit di Kabupaten Garut. Putra orang nomor satu di Kabupaten Garut tidak lolos seleksi tahap pertama pada penerimaan peserta didik baru (PPDB) ke SMAN 1 Garut.

Hal tersebut dibenarkan Kepala Cabang Dinas Pendidikan wilayah XI Provinsi Jawa Barat, Asep Sudarsono ketika dikonfirmasi Radar Garut melalui aplikasi pesan, Rabu (24/6/2020).

“Berita putra beliau (Bupati Garut, red) belum diterima di SMAN 1 Garut pada pendaftaran PPDB periode pertama baru saya ketahui setelah pengumuman, karena memang tidak ada komunikasi sebelumnya, padahal jika mau, dengan kewenangan beliau sebagai kepala daerah sepertinya bisa dengan mudah melakukan intervensi, namun Subhanallah beliau tidak menggunakan kewenangannya untuk kepentingan pribadi, beliau mengikuti aturan yang ada, karena masih ada kesempatan menggunakan periode kedua untuk pendaftaran siswa baru melalui zonasi, beliau melihat ada contoh yang pernah dilakukan gubernur jawa barat yang sekarang, ketika dulu menjabat walikota bandung, putra beliau tidak masuk seleksi ke SMPN, beliau menerimanya dengan lapang dada, dan jadi gubernur, kita merasa bangga memiliki pemimpin yang memberikan teladan bagi masyarakatnya,” kata Asep.

Baca Juga:Bertambah, Total Pasien Positif Covid-19 yang Sembuh di Garut Sudah 21 OrangUpdate Kasus Covid-19 Kabupaten Garut, Rabu 24 Juni 2020

Asep mengatakan, sikap Bupati Garut perlu dicontoh oleh banyak pihak termasuk para orang tua dalam mengajarkan anaknya bagaimana membedakan kepentingan pribadi dan kepentingan masyarakat.

Kasus tersebut kata Asep, sekaligus menunjukkan bahwa seleksi PPDB SMA-SMK yang dilakukan di Kabupaten Garut sesuai dengan aturan yang ada sebagaimana dilakukan oleh Bupati Garut sebagai orang tua.

Sementara itu, Kepala SMPN 1 Garut, Aceng Mulyana, mengatakan putra bungsu Bupati Garut mendaftar ke SMAN 1 Garut pada tahap pertama. Menurutnya, tidak ada intervensi apapun dari pihak manapun.

“Saat pendaftaran anaknya, ibu Diah tidak menitipkan atau bagaimana agar anaknya diterima. Kalau dilihat dari nilai sebetulnya bagus, dia punya prestasi juga di bidang olahraga basket, kalau untuk pribadi besar tapi kan ini (prestasi, red) tim kalau misalnya mengacu pada aturan bobotnya berbeda jika perorangan. Tapi kan bisa saja nanti ikut kembali pada tahap kedua melalui zonasi,” kata Aceng. (erf/RP)

0 Komentar